Page 245 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 245

perubahan sikapmu ini. Mau apa engkau dengan anakanakku?"."Ha-ha-ha! Siapa

               main gila? Sebelum kalian muncul, tidak pernah ada terjadi apa-apa di sini. Akan

               tetapi


                begitu kalian muncul,       muncul         pula  orang aneh  yang

               membunuh ayamku dan mengeluarkan ancaman. Siapa lagi kalau bukan teman

               dan kaki tanganmu? Dan kau tentu sudah mendengar bahwa Pat-jiu Kai-ong tidak

               pernah menyianyiakan kecantikan seorang dara remaja seperti putermu ini dan

               puteramu yang tampan ini tentu memiliki otak yang bersih, darah yang segar dan

               sumsum yang kuat. Perlu sekali untuk menambah keampuhan Hiat-ciang Hoat-

               sut agar makin


               kuat  menghadapi lawan kalau  malam ini ada               yang berani datang!"

               "Iblis jahanam! Kiranya engkau seorang manusia iblis yang busuk!" Lu-san Lojin


               sudah  menerjang  maju  dengan  kepalan  tangannya.  Kakek  ini  memiliki  ilmu

               kepandaian  yang  tinggi  sebagai  bekas  murid  Hoa-san-pai  yang  sudah

               memperdalam  ilmunya  dengan  ciptaanya  sendiri,  hasil  renungannya  di  waktu

               bertapa.  Kepalan  tangnnya  menyambar  dahsyat,  mengandung  tenaga  sinkang

               yang  amat  kuat.  Akan  tetapi  kiranya  hanya  dalam  ilmu  pengobatan  saja  dia

               menang jauh dibandingkan dengan Pat-jiu Kai-ong. Dalam ilmu berkelahi, dia

               tidak  mampu  menandingi  Kai-ong  yang  amat  lihai.  Sambil  tertawa,  Kai-ong

               mengebutkan ujung lengan bajunya yang lebar dua kali dan kakek Lu-san itu

               terpaksa  harus  menarik  kembali  kedua  tanganya  karena  dari  kedudukan

               menyerang,  dia  malah  menjadi  yang  diserang  karena  pergelangan  kedua

               tangannya terancam totokan ujung lengan baju itu! dua orang naknya yang sudah

               marah sekali karena merasa dihina, sudah menerjang maju pula dengan pedang

               mereka. Swi Liang menusuk dari samping kiri ke arah lambung kakek pengemis

               itu, sedangkan dari kanan Swi Nio membabatkan pedangnya ke arah leher.

               "Ha-ha,  bagus!  Kalian  benar-benar  menggairahkan!"  kata  kakek  itu  dan  dia

               bersikap  seolah-olah  tidak  tahu  bahwa  dirinya  diserang.  Akan  tetapi  setelah



                                                           244
   240   241   242   243   244   245   246   247   248   249   250