Page 249 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 249
"Lempar dia di kamar tahanan!" Pat-jiu Kai-ong berkata sambil tertawa. Setelah
tubuh kakek yang pingsan itu digusur pergi oleh para pengawalnya. Pat-jiu Kai-
ong menghampiri meja di mana dia tadi menjamu para tamunya, menyambar guci
arak dan menenggaknya habis, kemudian sambil tertawatawa dia memasuki
kamarnya.
Pemuda dan pemudi She Bu itu sudah rebah terlentang di atas pembaringan Pat-
jiu Kai-ong yang lebar. Dalam keadaan terbelenggu kaki tanganya. Lima orang
selirnya menjaga di situ. Ketiaka dia masuk sambil tertawa gembira, Bu Swi
Liang memandang dengan mata melotot penuh kebencian, akan tetapi Bu Swi
Nio memandang dengan mata terbelalak ketakutan dan mencucurkan air mata.
Pat-jiu Kai-ong menghampiri pembaringan, menggunakan tangannya untuk
membelai dan menghusap pipi Swi Nio dan Swi Liang sambil berkata, "Manis,
jangan menangis dan kau jangan marah.
Aku akan menemani kalian dan bersenang-senang sepuas hati setelah kami
menangkan musuh gelap yang
mengancam." Dia menengok ke arah lima orang selirnya dan berkata garang.
"Temani mereka, jaga baik-.baik jangan sampai ada yang lolos, dan kalau ada
apa-apa, cepat berteriak memanggil para pengawal.
Mengerti?"
Lima orang selir itu mengangguk dan kakek itu meninggalkan kamar lagi.
Sebelum orang yang membunuh ayam jagonya dan yang mengirim surat ancaman
itu dapat ditangkap atau dibunuh, tentu saja dia tidak bernafsu untuk bersenang-
senang dengan dua orang muda yang tertawan itu. Dia percaya penuh bahwa
menghadapi seorang pengacau saja, para pengawalnya akan dapat mengatasinya,
akan tetapi dia harus berhati-hati dan ikut melakukan penjagaan sendiri. Setelah
keadaan benar-benar aman barulah dia boleh bersenag-senang. Dia belum yakin
benar apakah musuh gelap itu ada hubungannya dengan Lu-san Lojin dan kedua
orang anaknya, akan tetapi ada hubungan atau tidak, setelah tiga orang itu dibuat
248