Page 254 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 254
"Keparat...!!" Pat-jiu Kai-ong yang bermuka merah saking marahnya itu sudah
meloncat keluar dan langsung lari ke kandang. Hampir dia bertubrukan dengan
dua orang pengawal yang juga mendengar keanehan di kandang itu. Kini dengan
sebuah obor yang
dipegang oleh pengawal, mereka bertiga
memeriksa kandang dan di bawah sinar obor tampaklah
oleh mereka bahwa dua puluh ayam yang berada di kandang itu, jantan, betina,
semua telah tewas dengan
leher putus! Darah merah muncrat ke mana-mana,
membuat lantai dan dinding kandang itu menjadi merah
mengerikan.."Jahanam...!" Pat-jiu Kai-ong memaki dan mereka bertiga sejenak
menjadi seperti arca
memandang ke dalam kandang. Sunyi di situ, bahkan tidak ada angin berkelisik,
membuat suasana menjadi menyeramkan.
"Ngeooonggg...!" Suara kucing yang tiba-tiba terdengar ini yang membuat
mereka tersentak kaget dan memandang ke atas genting. Si Putih satu-satunya
kucing peliharan di gedung itu, berkelebat melompat sambil menggereng, seolah-
olah menghadapi musuh dan marah. Akan tetapi gerengannya terhenti tiba-tiba
dan Pat-jiu Kai-ong cepat melompat ke kiri ketika ada benda jatuh dari atas
genteng menimpanya. "Bukkk!" Ketika pengawal yang membawa obor
mendekat, ternyata yang terjatuh itu adalah bangkai kucing Si Putih yang baru
saja mengeong tadi! "Jahanam...!" Pat-jiu Kai-ong memaki untuk kedua kalinya
dan tubuhnya sudah melayang ke atas genting, diikuti oleh dua orang
pengawalnya. Melihat betapa obor yang dipegang pengawal itu tidak padam
ketika dia meloncat ke atas genting membuktikan bahwa pengawal itu sudah
memiliki ginkang yang hebat. Akan tetapi kembali ketiganya termangu-mangu di
253