Page 248 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 248

tangan Pat-jiu Kai-ong menyambar ganas. "Plak-plakk!" Ujung sabuk kakek Lu-

               san menangkis dua kali akan tetapi dia merasa betapa telapak tangannya tergetar

               tanda bahwa tenaga Si Raja Pengemis itu benar-benar amat kuat. "Pat-jiu Kai-

               ong, kau salah menduga, kami tidak ada hubungan dengan musuh yang datang.

               Lepaskan kedua anakku dan kau berjanji akan membantumu menghadapi musuh

               gelap itu." "Wah, berat kalau disuruh melepaskan. Lu-san Lojin, dengan baik-

               baik. Aku tergila-gila melihat anak-anakmu. Pinjamkan mereka kepadaku untuk

               satu  dua  malam,  dan  kau  bantu  aku  menghadapi  musuh,  baru  aku  akan

               membebaskan  kalian."  "Iblis  busuk!"  Lu-san  Lojin  marah  sekali  dan  dengan

               nekat  dia  lalu  mengerahkan  seluruh  tenaga  untuk  melawan  raja  pengemis  ini

               karena dia maklum bahwa betapapun juga hati yang kotor dari raja pengemis itu

               tidak mudah dibujuk. Satusatunya jalan untuk menolong anak-anaknya adalah

               melawan  mati-matian.  "Plakkk!"  Tiba-tiba  ujung  sabuk  melibat  tongkat,

               keduanya saling betot untuk merampas senjata. Tidak mudah bagi mereka untuk

               dapat berhasil merampas senjata lawan dan kesempatan ini dipergunakan oleh

               Pat-jiu  Kai-ong  untuk  menggerakan  tangan  kirinya  dengan  telapak  tangan

               terbuka ke arah lawan. Lu-san Lojin terkejut melihat telapak tangan yang menjadi

               merah seperti tangan berlumuran darah itu. Dia belum pernah mengenal limu

               Hiat-ciang Hoat-sut dari raja pengemis itu, namun dia pernah mendengar akan

               hal  ini,  tahu  pula  betapa  keji  dan  berbahayanya  ilmu  itu.  Akan  tetapi  untuk


               mengelak  dia  harus  melepaskan  sabuknya  dan  hal  ini  pun  amat  berbahaya.
               Dengan senjata itu saja dia masih kewalahan melawan Pat-jiu Kai-ong, apalagi


               tanpa senjata, maka dengan nekat dia lalu menggerakan tangan pula menyambut
               pukulan itu.


               "Dessss...! Aduhhh...!!" Dua telapak tangan bertemu dan akibatnya tubuh Lu-san

               Lojin terjengkang dan terbanting ke atas lantai, mulutnya mengeluarkan darah

               segar dan matanya mendelik. Kakek ini pingsan dan menderita luka dalam yang

               amat parah!





                                                           247
   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253