Page 275 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 275

yang  terhitung      suheng-suheng         dari  The  Kwat  Lin,  dan


               orang tertua di antara mereka adalah seorang kakek.berpakaian seperti pendeta

               tosu. Sejak tadi kakek tosu ini mengerutkan alisnya setelah mendengar bahwa

               wanita  itu adalah seorang muda dari Cap-sha Sin-hiap, maka kini mendengar

               pertanyaan Kwat Lin, dia melangkah maju dan berkata, "Sian-cai..., tak pernah

               pinto sangka bahwa anggauta termuda dari Cap-sha Sin-hiap akan muncul hari

               ini.  Berarti  engkau  adalah  murid  termuda  dari  mendiang  suheng,  dan  kalau

               engkau ingin mengetahi, pinto yang dipilih oleh anak murid Bu-tong-pai, juga

               telah ditunjuk oleh mendiang suheng menjadi ketua di Bu-tong-pai." Kwat Lin

               mengangkat mukanya memandang. Tosu itu bertubuh kecil sedang, dan biarpun

               mukanya penuh keriput, namun matanya bersinar terang dan jenggotnya yang

               terpelihara  baik  mengitari  mulutnya  itu  masih  hitam  semua,  demikian  pula

               rambutnya yang diikat dan diberi tusuk konde dari perak. Pakaiannya sederhana


               saja, pakaian seorang pendeta To yang longgar. "Siapakah Totiang?"

               "Ha-ha-ha-ha,  sungguh  lucu  kalau  seorang  murid  keponakan  tidak  mengenal

               susioknya sendiri. Ketahuilah bahwa pinto adalah Kui Tek Tojin, satu-satunya

               saudara seperguruan dari mendiang Kui Bhok San-jin." Kwat Lin sudah pernah

               mendengar nama susioknya (paman gurunya) ini, seorang tosu perantau, sute

               termuda  dan  satu-satunya  yang  masih  hidup  dari  mendiang  suhunya.  Dia

               mencibirkan  bibirnya  yang  merah  dengan  gaya  mengejek,  kemudian  berkata

               dengan suara lantang, "Ah, kiranya Susiok Kui Tek Tojin yang menggantikan

               Suhu menjadi ketua Bu-tong-pai? Sungguh  keputusan yang sama sekali tidak

               tepat! Aku tidak setuju sama sekali kalau Susiok yang menjadi ketua!"


               Tosu itu membelalakan matanya dan memandang kaget, heran dan penasaran.

               Akan tetapi sebelum dia mengeluarkan kata-kata, seorang tosu lain yang bernama

               Souw Cin Cu, murid tertua dari Kui Bhok San-jin, melangkah maju dan berkata,

               "Sumoi,  apa  yang  kaukatakan  ini?  Betapa  beraninya  engkau  mengatakan

               demikian!  Keputusan  ini  tidak  saja  sesuai  dengan  petunjuk  suhu,  juga  telah



                                                           274
   270   271   272   273   274   275   276   277   278   279   280