Page 276 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 276

menjadi keputusan kami semua. Pula, Susiok merupakan satu-satunya saudara

               seperguruan mendiang Suhu, sehingga kedudukannya paling tinggi dan usianya

               paling tua di antara kita. Siapa lagi kalau bukan Beliau yang menggantikan Suhu

               menjadi ketua kita?"


               "Siancai, kedatangan yang mendadak dan tak tersangkasangka, juga pendapat

               yang mengejutkan. Betapapun juga, sebagai murid mendiang Suheng, dia berhak

               berbicara untuk kepentingan dan kebaikan Bu-tong-pai. The Kwat Lin, bukankah

               demikian namamu tadi? Kalau menurut

               pendapatmu,  siapa  gerangan  yang  patut  dijadikan  ketua  Butong-pai

               menggantikan  Suheng  yang  telah  tidak  ada?"  "Harap  maafkan  aku,  Susiok.

               Bukan  sekali-kali  aku  memandang  rendah  kepada  Susiok,  akan  tetapi

               penolakanku  itu  berdasarkan  perhitungan  yang  matang."  Kwat  Lin  berkata

               kepada  calon  ketua  Bu-tong-pai  itu,  mengejutkan  dan  mengherankan  semua


               orang  yang  mendengar  dan  melihat  sikap  tidak  menghormat  dari  wanita  itu.
               "Pertama-tama  sejak  dahulu  Susiok  selalu  merantau,  tidak  pernah


               memperdulikan  keadaan  Bu-tong-pai,  apalagi  Susiok  adalah  seorang  tosu
               sehingga kalau Susiok yang menjadi ketua Bu-tong-pai, ada bahayanya Bu-tong-


               pai  akan  berubah  menjadi  perkumpulan  Agama  To!  Berbeda  sekali  dengan
               pendirian  mendiang  Suhu  yang  bebas  sehingga  murid  suhu  pun  terdiri  dari


               bermacammacam golongan. Selain itu, selama ini Bu-tong-pai makin kehilangan

               sinarnya, menjadi bahan ejekan dan bahan penghinaan orang lain."

               "Ahhhh...!" terdengar suara memprotes dari sana-sini dan Souw Cin Cu kembali

               berkata penasaran, "Sumoi aku benarbenar merasa heran mendengar kata-katamu

               dan melihat sikapmu. Sepuluh tahun engkau dan para suhengmu menghilang dan

               kini  engkau  muncul  seperti  seorang  yang  lain.  Seperti  langit  dengan  bumi

               bedanya antara engkau dahulu dan engkau sekarang! Sumoi, kau mengatakan

               bahwa  Butong-pai  menjadi  lemah  dan  menjadi  bahan  ejekan  dan  penghinaan







                                                           275
   271   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281