Page 271 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 271
JILID 10
Nah, nikmatilah sekaratmu selama tiga hari!" The Kwat Lin lalu menggandeng
tangan anaknya dan mengajak pergi meninggalkan gedung itu. Ketika mereka
berdua tiba di dalam hutan di depan gedung, Swi Liang dan Swi Nio menyambut
mereka dengan mata penuh harapan. "Mana Ayah, Subo?" Swi Liang bertanya.
"Bagaimana dengan dia?" Swi Nio juga bertanya.
"Ayah kalian telah tewas...."
Dua orang muda itu mengeluh dan menangis. Swi Liang mengepal tinjunya dan
berkata, "Si jahanam Pat-jiu Kai-ong! aku harus membalas kematian Ayah!"
"Subo, bantulah kami..." kata pula Swi Nio, "kami harus menuntut balas!" "Heh-
heh, Suheng dan Suci, tenangkanlah hati kalian. Pat-jiu Kai-ong telah di balas
dan sekarang sedang sekarat di antara tumpukan mayat, he-he-heh! Wah, aku
mendapat bagian pesta tadi. Akulah yang membuntungi kedua telinganya dan
sepuluh jari tangannya. Menyenangkan sekali!" Swi Liang dan Swi Nio
terbelalak memandang "sute" ini. Ucapan anak itu benar-benar membuat mereka
merasa serem.
Memang, mendengar kematian ayah mereka yang tanpa keraguan lagi mereka
yakin tentu dilakukan oleh Pat-jiu Kaiong, mereka pun merasa sakit hati dan ingin
membalas dendam. Akan tetapi apa yang dilakukan oleh sute mereka menurut
pengakuan anak itu, sungguh luar biasa sekali.
Membuntungi kedua daun telinga dan sepuluh jari tangannya, dan perbuatan itu
dianggap menyenangkan sekali dan berpesta, benar-benar membuat mereka
bergidik!
"Musuhmu sedang menanti saat kematian, harap kalian tenang dan tidak
memikirkannya lagi. Ayahmu telah tewas, dan kalian akan kuajak bersamaku
270