Page 268 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 268
"Pratttt...!" Pat-jiu Kai-ong tidak dapat melanjutkan katakatanya yang tadinya
hendak mmperingatkan anak laki-laki itu karena urat ganggunya dileher telah
ditotok oleh lengan baju The Kwat Lin yang terkekeh menyeringai.."Pat-jiu Kai-
ong, begini pengecutkah engkau? Haiii... di mana kegagahanmu sebagai seorang
datuk?Lihatlah baik-baikdan nikmatilah siksaan anak ini! Bu Ong, pergunakan
pedang itu . Pertama buntungi kedua daun telinganya untuk Twa-supek dan Ji-
supekmu!" "Baik, Ibu!"Bu Ong lalu melangkah maju dan dua kali pedang itu
berkelebat karena anak itu ternyata sudah pandai menggunakan pedang itu dan
buntunglah kedua daun telinga Pat-jiu Kai-ong ! Dapat dibayangkan betapa nyeri,
perih dan pedih rasa badan dan hati kakek itu. Air matanya meloncat keluar
membasahi pipinya!
"Ha-ha, ibu! Lihat, dia menangis !" Anak itu bersorak dan mengambil dua buah
daun telinga itu. "He-he, seperti teling babi!"
Memang Pat-jiu Kai-ong menangis! Akan tetapi bukan menangis karena rasa
nyaeri dan pedih karena kedua daun telinganya buntung, melainkan nyeri di hati
yang lebih hebat lagi melihat betapa anaknya sendiri yang sejak puluhan tahun
yang lalu dirindukannya, kini bersorak girang melihat penderitaannya! Dia tidak
takut mati, tidak takut sakit, akan tetapi melihat betapa dia menghadapi siksaan
dan kematian di tangan anaknya sendiri, benar-benar merupakan tekanan batin
yang hampir tak kuat dia menanggungnya.
"Teruskan,Bu Ong.Masih ada sepuluh orang Supekmu yang belum dibalaskan
sakit hatinya.Jari-jari tangannya yang sepuluh itu! Perlahan-lahan saja, satu demi
satu buntungkan!" Mulailah penyiksaan yang amat mengerikan itu dilakukan oleh
Bu-ong. Anak ini seolah-olah telah menjadi gila, dengan tertawa-tawa dia
membuntungi semua jari tangan kakek itu satu demi satu dan setiap buntung
sebuah jari, dia bersorak kegirangan. Memang sejak dapat mengerti omongan,
anak ini dijejali dendam oleh ibunya, dendam terhadap Pat-jiu Kai-ong dan
diceritakan betapa Pat-jiu Kai-ong telah membunuh dua belas orang suhengnya
267