Page 267 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 267

dahulupun  minta-minta  mati  kepadamu?  Tidak,  engkau  harus  mengalami

               siksaan, mati sekarat demi sekarat! Bu Ong, dia inilah yang membunuh dua belas

               orang Supekmu secara kejam . Maukah kau membalaskan sakit hati dan kematian

               para  Suoekmu?"  "Tentu  saja!  Akan  kubunuh  anjing  tua  ini!"  Bu  Ong  sudah

               melangkah maju dan anak ini memandang dengan muka bengis. "Nanti dulu, Bu

               Ong.Terlampau  enak  baginya  kalau  dibunuh  begitu  saja.  Tidak,  untuk  setiap

               orang dari suhengku, dia harus menderita satu macam siksaan. Jari tangannya.

               Hi-hak, jari-jari tangannya berjumlah sepuluh, itu untuk sepuluh orang suheng!

               Dan dua buah daun telinganya itu untuk kedua suheng yang lain," The Kwat Lin

               mencabut  pedangnya,  menyerahkan  kepada  puteranya  sambil  tertawa-tawa,

               kemudian dia menggerakan khikangnya, "mengirim suara" dengan ilmunya yang

               tinggi ini sehingga suaranya hanya terdengar oleh Pat-jiu Kai-ong, akan tetapi

               sama sekali tidak terdengar oleh anaknya, "Pat-jiu Kai-ong , tahukah kau siapa

               bocah ini? Dia ini adalah puteramu! Keturunanmu! hasil kotor dari perkosaanmu

               atas diriku. Nah, sekarang kaulihatlah anakmu, darah dagingmu sendiri yang akan

               menyiksa  dirimu!"  Sepasang  mata  Pat-jiu  Kai-ong  terbelalak  lebar,  mukanya

               pucat sekali. Puluhan tahun dia ingin sekali memperoleh keturunan,  terutama

               seorang putera, akan tetapi biarpun dia sudah berganti-ganti selir sampai ratusan

               kali, tetap saja para selir itu tidak pernah memperoleh keturunannya. sekarang,

               secara  tidak  sengaja  dia  telah  memperoleh  seorang  putera!  dan  puteranya  itu


               dengan pedang di tangan menghampirinya, siap untuk menyiksanya! Tadi dia
               terheran melihat betapa bekas anggauta Cap-sa Sin-hiap, murid Bu-tong-pai yang


               terkenal  gagah  itu  menjadi  begitu  keji,  mengajar  putera  sendiri  melakukan
               kekejaman. Kira-kira wanita itu memang sengaja hendak menyiksanya dengan


               menggunakan tangan keturunanya sendiri! Kiranya wanita itu juga membenci
               anak itu seperti juga membencinya, maka sengaja membiarkan anak itu menyiksa


               dan membunuh ayah sendiri!

               "Anak... jangan...dengarkanlah...."





                                                           266
   262   263   264   265   266   267   268   269   270   271   272