Page 265 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 265

dan menghantamkan tangan kirinya dengan telapak tangan terbuka. The Kwat

               Lin sudah menduga bahwa lawannya tentu akhirnya akan menggunakan ilmu

               Hiat-ciang  Hoat-sut  ini.  Dan  dia  sudah  mendengar  dari  suaminya  akan  ilmu

               mujijat  ini,  maka  dia  bersikap  hati-hati  dan  tidak  berani  memandang  rendah.

               Bahkan  ketika  menyaksikan  cahaya  merah  menyambar  keluar,  merasakan

               getaran mujijat dan mencium bau amis darah yang memuakan, dia terkejut sekali

               dan cepat dia menekuk kedua lututnya sedikit, kemudian mendorongkan telapak

               tangan kanannya dengan tiga buah jari tangan diluruskan. Hawa dingin meluncur

               keluar dari telapak tangannya menyambut hawa pukulan Hiat-ciang Hoat-sut.


               "Dess!"dua benturan tenaga mujijat bertemu dan tubuh kedua orang itu tergetar

               hebat! Kiranya tenaga Hiat-ciang Hoat-sut sudah sedemikian ampuhnya sehingga

               dalam benturan tenaga ini, Pat-jiu Kai-ong dapat mengimbangi tenaga The Kwat

               Lin. Kalau kakek itu merasa betapa tubuhnya mendadak menjadi dingin sekali,

               sebaliknya  The  Kwat  Lin  merasa  tubuhnya  panas!  Namun  keduanya  dapat

               melawan hawa ini dan berkali-kali mereka mengadu tenaga sinkang lewat telapak

               tangan  mereka  .  Tiba-tiba  ujung  lengan  baju  kiri  The  Kwat  Lin  menyambar

               kearah ubun-ubun kepala kakek itu yang menjadi terkejut sekali dan menangkis

               dengan  tongkatnya.  Ujung  lengan  baju  melihat  dan  tangan  The  Kwat  Lin

               menyambar ke depan dari dalam lengan baju itu, menangkap tongkat. Pat-jiu Kai-

               ong cepat menghantamkan tangan kirinya lagi dengan tenaga Hiat-ciang Hoat-

               sut sekuatnya, mengarah kepala lawan. Namun hal ini sudah diperhitungkan oleh

               wanita itu yang cepat sekali menarik tongkat yang dicengkramnya menangkis.


               "Krekkkk!" Tongkat raja pengemis itu hancur terkena pukulannya sendiri dan

               selagi dia terkejut bukan main, tahutahu ujung lengan baju kanan wanita itu sudah

               menyambar ke arah matanya! Dia berteriak kaget, miringkan kepala, akan tetapi

               ternyata ujung lengan baju itu tidak menyerang mata, melainkan menyeleweng

               ke bawah dan menotok lehernya.







                                                           264
   260   261   262   263   264   265   266   267   268   269   270