Page 290 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 290

Untuk apa berlayar? Pulau Es sudah kosong. Dia akan mencari ibunya di daratan

               besar, karena kalau ibunya berada di suatu pulau, agaknya tentu tidak akan dapat

               terlepas dari amukan badai yang dahsyat itu. Kalau ibu berada di daratan besar ,

               dan ini mungkin saja terjadi, barulah ada harapan bahwa ibunya masih hidup

               dapat bertemu dengannya. Andaikata tidak, dia pun akan merantau di daratan

               besar, tidak kembali kelaut. Dan dia tahu bahwa demikian pula agaknya pendapat

               suhengnya karena sebelum berpisah mereka sudah membicarakan hal ini berkali-

               kali. Nenek moyangnya yang selama ini menjadi raja di Pulau Es juga berhasal

               dari daratan besar! Setelah kini Kerajaan Pulau Es terbasmi badai dan tidak ada

               lagi, sepatutnya kalau dia sebagai ahli waris satu-satunya kembali pula ke daratan

               besar!


               "Heiii... Nona! Tunggu...!!"

               Swat Hong mengerutkan alisnya dan berhenti melangkahkan kakinya, membalik


               dan  melihat  betapa  pemuda  yang  berada  di  dalam  perahu  tadi  sudah
               menambatkan perahunya dan juga perahu yang ditinggalkanya meloncat tadi, di


               pantai. Kini pemuda itu berlari mengejarnya. "Mau apa engkau mengejar dan
               memanggil  aku?"  Swat  Hong  bertanya,  matanya  memandang  penuh  selidik.


               Pemuda itu

               usianya  tentu  hanya  lebih  tua  dua  tiga  tahun  darinya,  seorang  pemuda  yang

               berwajah  tampan  dan  gagah,  yang  perawakanya  tinggi  besar  dan  matanya

               menyorotkan kejujuran dan membayangkan kekerasan dan keberanian. Kedua

               lengan yang tampak tersembul keluar dari lengan baju pendek itu kekar berotot

               membayangkan  tenaga  yang  hebat,  juga  bajunya  yang  terbuat  dari  kain  tipis

               membayangkan dada yang bidang, terhias sedikit rambut, berotot dan kuat sekali.

               Melihat  bahan  pakaiannya  dapat  di  duga  bahwa  pemuda  ini  seorang  yang

               beruang, namun melihat dari keadaan tubuhnya dan kaki tangannya, agaknya dia

               biasa dengan pekerjaan berat. Seorang petani atau seorang nelayan, pikir Swat

               Hong, kagum juga memandang tubuh yang kokoh kuat itu.




                                                           289
   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295