Page 294 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 294

Mau atau tidak, Swat Hong tersenyum. Timbul rasa sukanya kepada pemuda

               kasar yang aneh ini.


               "Betapapun  juga,  aku  adalah  seorang  wanita  dan  engkau  seorang  pria,  mana

               mungkin menjadi sahabat?

               Tidak patut dilihat orang."


               Mata  yang  lebar  itu  kembali  terbelalak  penuh  penasaran  dan  tangan  kirinya

               dikepalkan. "Apa peduli kata-kata  orang? Kalau ada yang berani mengatakan

               yang  bukan-bukan  tentu  akan  kuhancurkan  mulutnya!  Wanita  adalah  seorang

               manusia, pria pun seorang manusia. Apa salahnya berkenalan dan bersahabat?

               Nona, aku Kwee Lun bukan seorang yang berpikiran kotor, juga aku tidak akan

               sembarangan memilih kawan! Aku kagum melihat Nona, maka kalau Nona sudi,

               harap memperkenalkan diri." Swat Hong makin tertarik, akan tetapi dia masih

               ragu-ragu apakah orang ini patut dijadikan seorang teman.


               Biarpun lagaknya seperti jagoan, siapa tahu kalau kosong belaka?

               "Kau bilang tadi murid seorang tosu yang terkenal?"


               "Ya, Suhu Lam Hai Seng-jin merupakan tokoh yang paling terkenal di daerah

               selatan!"

               "Kalau begitu, ilmu silatmu tentu lebih lihai daripada bicaramu sepeti penjual

               jamu?" "Ihhh, harap jangan mentertawakan! Biarpun tidak selihai Nona yang

               dapat kulihat dari gerakan  meloncat dari perahu tadi, akan tetapi masih tidak

               terlalu orang di dunia ini yang akan sanggup mengalahkan Kwee Lun!"


               "Tidak  ada  artinya  kalau  hanya  disombongkan  dan  dibanggakan  tanpa  ada

               buktinya! Aku juga tidak sembarangan memperkenalkan diri kepada orang lain.

               Untuk  membuktikan  apakah  kau  patut  menjadi  kenalanku,  cabut  kedua

               senjatamu,  dan  coba  kau  hadapi  pedangku!"  Sambil  berkata  demikian,  Swat

               Hong sudah mencabut pedangnya perlahan-lahan dan tampaklah sinar pedang

               ketika sinar matahari menimpanya. "Akan tetapi, Nona...." Kwee Lun meragu.




                                                           293
   289   290   291   292   293   294   295   296   297   298   299