Page 307 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 307

bun  sibuk  seperti  biasa.  Keadaan  tetap  ramai  dan  biasa  seperti  tidak  terjadi

               sesuatu dan seperti tidak akan terjadi sesuatu. Tidak ada seorang pun yang tahu,

               di antara sebagian besar penduduk yang memang tidak memikirkan lagi, bahkan

               malam tadi telah terjadi seperti biasa, yaitu pemerkosaan dara-dara culikan baru

               seperti seklompok domba disembelih, dan tidak ada pula yang tahu bahwa pagi

               hari itu muncul dua orang yang akan mendatangkan perubahan besar di kota itu,

               menimbulkan geger yang akan menggemparkan kota dan akan menjadi bahan

               cerita  sampai  bertahun-tahun  lamanya.  Setelah  menyelidiki  di  mana  letaknya

               rumah makan milik Ciuwangwe, Kwee Lun mengajak Swat Hong mendatangi

               rumah  makan  itu.  Sebuah  rumah  makan  yang  bangunannya  indah  dan  besar,

               dengan cat baru dan di depan rumah makan terdapat tulisan dengan huruf besar

               "RUMAH ARAK" yang berarti restoran. "Hong-moi, engkau lapar bukan? Mari

               kita makan dan minum di sini." Swat Hong memandang heran. Bukankah ini

               rumah makan milik Hartawan Ciu yang menjadi pemimpin komplotan penjahat

               di kota ini yang akan dibasmi Kwee Lun? Dia memandang dan melihat mata

               pemuda itu bersinar, kemudian Kwee Lun memejamkan sebelah mata penuh arti.

               Swat Hong tersenyum geli. Mengertilah dia kini.


               Pemuda  itu  hendak  mengajaknya  makan  sampai  kenyang  lebih  dulu  sebelum

               turun tangan. Dan memang dia merasa lapar sekali!


               "Aku tidak bisa bekerja tanpa makan lebih dulu," pemuda itu berkata lirih ketika

               mereka memasuki rumah makan dan Swat Hong tersenyum-senyum. Sepagi itu,

               rumah makan sudah terisi setengahnya oleh mereka yang beruang, karena rumah

               makan ini terkenal sebagai rumah makan mahal. Dua orang pelayan, pria dan

               wanita, yang wanita masih muda dan genit, dengan wajah yang ditutup warna

               putih dan merah yang tebal seperti tembok dikapur dan digambar, menyambut

               mereka dengan sikap manis. Kwee Lun dan Swat Hong diantar ke sebuah meja

               kosong di sudut dan dengan suara lantang Kwee Lun memesan makanan dan

               minuman yang paling lezat, dalam jumlah banyak sekali. Para pelayan menjadi




                                                           306
   302   303   304   305   306   307   308   309   310   311   312