Page 347 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 347

di depan kakek yang memegang senjata tanduk rusa itu. Melihat ini, Swat Hong

               menahan diri dan terus mengintai.


               "Ayah, jangan..... jangan pukul dia dengan ini.....!"."Hui-ji

               (Anak  Hui),  mundurlah  kau!  Dia  telah  menghina  kita,  memperlihatkan  dan

               memamerkan


               kekebalannya! Hemm, hendak kulihat sampai dimana kekebalannya kalau dia

               merasai pukulanku dengan ini!" Dia mengamangkan senjata aneh itu.

               "Jangan, Ayah! Jangan.... aku akan melindunginya kalau Ayah memaksa! Ayah


               bersalah, dia.... dia orang gagah yang budiman, luar biasa..... mengapa Ayah tak
               bisa  melihat  orang.....?"  Siangkoan  Houw  menundukan  mukanya  dan  melihat


               wajah puterinya yang pucat, mata yang sayu dan tampak dua titik air mata di pipi
               puterinya.  Dia  terkejut  dan  terheran-heran,  kemudian  marah  sekali.  Puterinya


               telah jatuh cinta kepada pemuda itu!

               "Hemm..."  Suaranya  penuh  geram.  "Lupakah  kau  kepada  putera  Lusan

               Lojin.....?"


               "Ayahhhh....!" Siangkoan Hui berseru dan terisak sambil memeluk kedua kaki

               ayahnya,  menangis.  Betapapun  bengisnya,  Tee-tok  yang  hanya  mempunyai

               seorang anak itu, tentu saja merasa tidak tega kepada anaknya. Hantinya mencair

               ketika  dia  melihat  puterinya  menangis  sambil  memeluk  kedua  kakinya.  Dia

               menghela napas panjang dan pandang matanya yang ditujukan kepada Sin Liong

               kini kehilangan kekejaman dan kemarahannya, hanya terheran dan ragu-ragu.

               Puterinya mencintai pemuda ini? Hemm...., seorang pemuda yang amat tampan ,

               dan harus diakuinya bahwa biarpun pemuda itu kelihatan halus seperti seorang

               lemah, namun pemuda itu gagah perkasa, penuh ketenangan dan keberanian. Dan

               kekebalannya itupun membuktikan bahwa pemuda ini bukan orang sembarangan.

               Dia  belum  melihat  putera  Lu-san  Lojin,  entah  bagaimana  setelah  dewasa

               sekarang. Apakah sebaik pemuda ini? "Hai, orang muda. Siapakah namamu?"





                                                           346
   342   343   344   345   346   347   348   349   350   351   352