Page 408 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 408
"Ta Tuhan....!" Dia menangis lagi sesenggukan. "Ayah.... Koko...., apa yang
harus kulakukan......?" Dia sudah ternoda. Mau atau tidak, dia harus menjadi selir
Pangeran itu. Dia tidak sudi! Lebih baik mati! Mati!! Ya, matilah jalan satu-
satunya, demikian pikiran yang ruwet itu mengambil. Dirabanya ikat
pinggangnya. Tidak, dia seorang gadis gagah perkasa, tidak semestinya mati
menggantung diri seperti wanita-wanita lemah. Dihampirinya pedangnya yang
tergantung di dinding. Biarpun tangannya gemetar dan tidak bertenaga
dipaksanya tangan itu mencabut pedangnya, lalu sambil memejamkan matanya,
dia mengayun pedang itu ke lehernya.
"Plakkkk!!" Lengan kanannya dipegang orang dan pedang itu dirampasnya.
Tadinya dia mengira bahwa subonya yang mencegahnya membuuh diri, maka dia
terisak dan membalik. Betapa kagetnya ketika dia melihat bahwa yang
mencegahnya membunuh diri itu adalah seorang laki-laki muda, paling banyak
tiga puluh tahun usianya. Laki-laki ini tersenyum, wajahnya cukup tampan dan
membayangkan kegagahan. "Membunuh diri bukan perbuatan seorang gagah."
Bisik lakilaki itu. "Kalau sudah mati, mana mungkin dapat
menghilangkan penasaran? Kalau masih hidup, selalu terbuka harapan untuk
membalas dendam!" Ucapan ini menyadarkan Swi Nio. "Siapa kau....?"
"Ssssttt...., bisik pula laki-laki itu. "Aku seorang mata-mata yang dikirim oleh
Jenderal An Lu San. Nona, daripada engkau membunuh diri, mari kubantu kau
keluar dari tempat ini dan kau ikut bersamaku. Dengan bekerja untuk An-
goanswe, kelak kau berkesempatan untuk membalas kepada semua orang yang
telah mendatangkan malapetaka ini kepadamu."
Seperti kilat masuknya pikiran ini ke dalam kepala Swi Nio. Mengapa tidak? Mati
bukan merupakan jalan yang memecahkan persoalan! Dia harus membalas
kepada Pangeran itu! Dan kini, dia dapat menduga bahwa dia tentu pingsan
karena pengaruh obat dari Kiam-mo Cai-li. Dia tahu bahwa wanita itu adalah
seorang ahli tentang racun. Kini dia mengerti semua. Dia sengaja dikorbankan
407