Page 413 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 413
sedangkan Swi Liang hanya mendengarkan dan kadang-kadang tersenyum saja.
Karena dia tidak ingin dilolohi arak sehingga rahasianya dapat terbuka, maka Swi
Liang bermain sungguh-sungguh sehingga dia jarang kalah dan yang kebagian
minum arak adalah kedua orang gadis itulah! Mereka bermain terus sampai
menjelang tengah malam dan akhirnya arak dalam guci kecil itu habis!
"Ahhh, hawanya panas sekali ....!" kata Si Baju Hijau.
"Bukan panas, hanya engkau terlalu banyak minum maka terasa panas, " kata Swi
Liang. "Hemm, mungkin... aihhh, gerahnya." Si Baju Hijau membuka kancing
bajunya dan mengebut-ngebut dengan kipas. Swi Liang menelan ludah, matanya
memandang ke arah dada yang hanya tertutup pakaian dalam yang tipis sehingga
membayangkan tonjolantonjolan yang memikat hati. Karena pandang matanya
selalu tertarik ke arah dada Si Baju Hijau, maka permainan Swi Liang menjadi
kalut dan sekali ini dia kalah. Akan tetapi arak telah habis!
"Wah, Enci Liang-cu jarang kalah, sekarang telah kalah araknya habis. Mana dia
bisa menebus kekalahannya?" kata Si Baju Merah cemberut.
"Hi-hik, kalau arak habis dia harus membayar dengan ciuman!" kata Si Baju
Hijau. "Hi-hi-hik, benar! Dia harus didenda dengan ciuman dan mulai sekarang,
taruhannya dirobah. karena arak habis, siapa kalah harus membayar dengan
ciuman!" kata Si Baju Merah. Kedua orang gadis itu dari kanan kiri lalu
menyerbu dan mencium pipi Swi Liang dengan hidung mereka.
Swi Liang memejamkan kedua matanya! "Eh.... eh...., kalian ini bagaimana?
Ihh... malu, kan....?" katanya gelagapan.."Enci Liang-cu, mengapa kau begitu
kejam? Kita
bertahun-tahun dikurung di tempat ini dan hanya dapat
menyaksikan orang lain bermain cinta. Bertemu dengan
412