Page 417 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 417
menghitam dan sepasang alis yang hitam sekali melengkuk seperti dilukis,
melindungi mata yang terpejam sehingga tampak bulu mata yang panjang.
Bayangan bulu mata menggelapkan pipi sebelah atas, menyembunyikan warna
kemerahan yang menyegarkan. Hidung yang mancung, dengan dua cuping
hidung yang tipis, agak bergerak terdorong napas yang keluar masuk, dan
dibawah hidung itu, sepasang bibir yang kemerahan dan agak basah, kelihatan
menebal sebelah bawahnya karena selir itu tersenyum, sebuah lesung pipit
menghias di ujung mulut sebelah kiri. Manis dan cantik jelita! Kemudian leher
itu, dan dada itu, pinggang itu....! Swi Liang menelan ludahnya berkali-kali dan
jari-jari tangannya yang memijit kaki itu agak menggigil. Agaknya Yang Kui Hui
dapat merasakan tangan yang menggigil ini, maka dia membuka sedikit matanya
dan bertanya, "Ada apakah Liang-cu? Tanganmu gemetar..." "Ahhh.... tidak
apaapa, hanya.... paduka demikian cantik jelita..... hamba sampai merasa terharu
memandangi Paduka....."
"Aihhh...., hi-hik, kau aneh, Liang-cu Coba kau tutup dan kunci pintu kamar itu,
dan beritahukan kepada penjaga di luar bahwa aku tidak ingin diganggu malam
ini, hendak beristirahat. Oya, suruh penghubung pelaporkan kepada Sri Baginda
tidak datang ke kamarku. Setelah itu, kautemani aku di sini, pijati tubuhku sampai
aku tidur."
Dengan jantung berdebar penuh ketegangan dan gairah, Swi Liang mentaati
perintah itu. Setelah selesai dan dia sudah menutupkan dan memalang daun pintu
sehingga mereka hanya berdua saja di dalam kamar yang mewah dan harum itu,
Swi Liang segera berlutut lagi di depan pembaringan dan melanjutkan
pekerjaannya memijit betis yang berdaging gempal, lunak, halus dan hangat itu.
"Nanti dulu, Liang-cu. Coba kaubantu aku membuka pakaian luarku. Setelah
pintu ditutup, kamar ini menjadi agak panas...." kata Yang Kui Hui sambil
bangkit duduk di atas pembaringannya yang bertilam sutera merah berkembang.
416