Page 452 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 452
JILID 16
"Ehhh.... celaka.....!!" Siok Tojin berseru, akan tetapi bagaimana dia dapat
menghindarkan diri dari serangan ke tiga ini? Kedua tangannya telah menahan
dua ancaman maut dan sama sekali tidak bisa dilepaskan.
"Plak-plak....!!" Seperti ular hidup mematuk saja layaknya, ujung rambut panjang
itu menotok dua kali, membuat ke dua lengan tangan Siok Tojin seketika lumpuh
dan pedangnya telah dirampas oleh ujung rambut yang terayun-ayun dan berputar
ke atas, membawa pedang itu berputaran di atas kepala. "Bagaimana, Totiang?"
Kiam-mo Cai-li bertanya.
Sambil menundukan kepalanya, Siok Tojin berkata lirih, "Pinto mengaku kalah."
Dan memang dia tahu akan kekeliruannya sekarang, akan tetapi dia harus
mengaku bahwa dia telah dikalahkan dalam lima enam jurus saja! Dia tahu pula
bahwa lawan tidak hendak mencelakakannya, kakau tidak, tentu ujung rambut itu
dapat melakukan totokan maut yang akan menewaskannya. Rambut itu
membawa pedang meluncur ke bawah dan melempar pedang menancap di depan
kaki Siok Tojin, kemudian dua kali rambut menyambar, dan menotok sehingga
terbebaslah tosu itu dari totokan. Siok tojin menghela napas, mengambil
pedangnya, menjura lalu tanpa berkata-kata lagi dia menlangkah mundur ke
tempat teman-temannya.
"Ha-ha-ha, bukan main hebatnya Kiam-mo Cai-li. Pedang payung lihai, kukunya
berbahaya, rambutnya hebat, akan tetapi yang lebih hebat lagi adalah
kecerdikannya yang memancing kemarahan Siok Tojin! Memang kecerdikan
seperti itu amat dibutuhkan dalam tugas bekerja dari dalam yang membutuhkan
kecerdikan seperti yang dimiliki Kiam-mo Cai-li. (Kionghi (Selamat)! An
Goanswe tentu akan girang sekali mendengar laporan kami tentang diri Kiam-mo
Cai-lil!"
451