Page 565 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 565

Sin Liong meloncat jauh ke belakang, lalu berkata kepada The


               Kwat Lin, "Subo, tungu dulu!"

               Suaranya halus akan tetapi penuh wibawa sehingga tanpa disadarinya sendiri,

               Kiam-mo  Cai-li  menghentikan  gerakannya,  memandang  kepada  pemuda  itu

               dengan  sinar  mata  penuh  cahaya  kagum.  Otomatis  hatinya  tergerak  melihat

               pemuda  yang  luar  biasa  ini,  pemuda  yang  wajahnya  mengeluarkan  cahaya

               lembut, sedikit pun tidak membayangkan kekerasan dan yang memiliki sepasang

               mata yang aneh dan indah.


               "Hemmmm, bocah kurang ajar! Engkau masih ingat bahwa aku adalah Subomu

               (Ibu  Gurumu)!"  bentak  The  Kwat  Lin  dengan  suaranya  menyindir  untuk

               menutupi guncangan hatinya. "Subo adalah isteri Suhu, mana teecu berani kurang

               ajar? Kedatangan teecu bersama Sumoi adalah untuk memenuhi pesan Suhu."


               Kembali hati The Kwat Lin terguncang penuh rasa takut dan ngeri, takut kalau-

               kalau  suaminya  yang  dia  tahu  amat  sakti  itu  muncul  di  situ.  Akan  tetapi

               mendengar bahwa Sin Liong datang memenuhi pesan suaminya, hatinya lega

               karena hal itu berarti bahwa suaminya tidak ikut datang! "Hemm, pesan apakah

               dari Suhumu?"

               Sin  Liong  yang  memang  berawatak  polos  dan  tidak  suka  menyembunyikan

               sesuatu di dalam hatinya, berkata lantang,


               "Subo, Suhu minta agar supaya semua pusaka Pulau Es yang Subo bawa pergi,

               diserahkan  kembali  kepada  teecu  untuk  teecu  kembalikan  ke  Pulau  Es."

               Mendengar permintaan ini tanpa menjawab lagi The Kwat Lin lalu menggerakan

               pedangnya  dan  mengirim  serangan  langsung  yang  amat  dahsyat.  Gerakannya

               memang cekatan sekali dan pedangnya hanya tampak sebagai sinar mereh yang

               meluncur seperti panah api menuju ke arah tubuh Sin Liong. Pemuda ini kembali

               mencelat ke belakang berjungkir balik dan berdiri dengan tenang.








                                                           564
   560   561   562   563   564   565   566   567   568   569   570