Page 574 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 574
"Benar, kalau terlalu lama, tentu aku akan ditegur. Beliau telah menanti-nanti!"
kata pula Ouwyang Cin Cu karena kini hatinya gentar sekali seperti halnya Kiam-
mo Cai-li.
"Memang sebaiknyakita pergi hari ini juga. Akan tetapi hatiku belum puas kalau
belum yakin benar akan kematian Sin
Liong.
Pemuda itu terlalu berbahaya dan lihai, siapa tahu dia masih belum mati di dalam
sana." "Aiihhhh, siapa dapat hidup di lempar ke dalam sumur yang penuh ular
berbisa itu?" Ouwyang Cin Cu berkata sambil bergidik karena dia merasa ngeri
juga memikirkan hal itu. Kiam-mo Cai-li tertawa. "Thelihiap, mengapa khawatir?
Aku sebagai pemilik tempat ini mengerti betul bahwa sumur itu merupakan
sumur maut. Entah sudah berapa banyak..... eh, orang-orang yang kulempar ke
situ dan tidak pernah ada yang dapat hidup kembali. Sumur itu dahulunya
memang merupakan sarang ular-ular berbisa, kemudian kutambah lagi dengan
ratusan ekor ular berbisa lain. Kurasa jangankan baru pemuda itu, biar dewa
sekalipun kalau terjatuh ke dalam sumur itu tentu mampus!" Dan memang apa
yang diceritakan oleh wanita ini benar. Sudah banyak pria yang dia lempar ke
dalam sumur itu, yaitu para pria yang diculiknya dan menjadi korban nafsu
berahinya. Setelah dia merasa bosan, para korban itu dilempar ke dalam sumur
menjadi mangsa ular-ular berbisa.
"Betapapun juga,aku masih belum yakin benar, Cai-li."
"Kalau begitu, kita runtuhkan saja guha ini agar sumur tertutup dan tidak ada
jalan keluar lagi baginya andaikata dia benar masih hidup." Ouwyang Cin Cu
memberikan usulnya. "Memang baik sekali begitu," kata The Kwat Lin.
Kiam-mo Cai-li setuju dan mengerahkan semua anak buah Rawa Bangkai, juga
orang-orang katai untuk meruntuhkan guha itu sehingga sumur ular itu tertutup
oleh batu-batu besar dan tidak ada jalan keluar dari tempat yang terpendam
batubatu besar itu. Kemudian bergegas tiga orang ini mengajak anak buah mereka
573