Page 579 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 579
Rawa Bangkai. Aku menangkap seorang katai yang masih tinggal di sana dan
dari orang inilah aku mendengar betapa Suhengmu dikeroyok dan akhirnya dapat
ditangkap dan dilempar ke dalam sumur ular."
"Ketika dia dilempar belum mati, apakah dia tidak dapat ditolong?" Swat Hong
bertanya penuh harapan. Kakek itu, yang selama dalam perantauannya setelah
meninggalkan Pulau Es, menyebut diri sendiri Han Lojin (Kakek Han),
menggeleng kepala. "Guha terowongan itu diruntuhkan oleh Kwat Lin, sumur
ular telah tertutup batu-batu besar. Suhengmu tidak mungkin dapat ditolong lagi
karena sumur itu penuh ular berbisa dan Suhengmu pingsan ketika dilempar ke
situ." Sepasang mata yang merah karena tangis itu mengeluarkan sinar berapi dan
kedua tangan itu dikepal, "Aku harus bunuh mereka! Aku harus balaskan
kematian Suheng! kalau tidak, hidupku tidak ada artinya lagi. Kong-couw,
sekarang juga aku akan cari mereka!" Dia sudah bangkit berdiri dan hendak pergi
dari situ. Akan tetapi kakek itu
memegang lengannya dan berkata dengan suara penuh wibawa, "Tahan dulu!"
Swat Hong memandang kakek itu dengan alis berkerut.
"Mengapa engkau menghalangi niatku membalas dendam?"
"Melakukan sesuatu dengan tergesa-gesa tanpa pertimbangan lebih dulu adalah
perbuatan bodoh dan sikap yang ceroboh. Karena tidak mengukur kekuatan
sendiri, Suhengmu telah membeli dengan nyawanya. Apakah perbuatan bodoh
seperti itu hendak kau contoh pula? Aku mendengar keterangan dari si katai itu
bahwa mereka itu bersama anak buahnya pergi ke utara, ke Telaga Utara untuk
menggabungkan diri dengan pemberontak An Lu Shan. kalau engkau menyusul
ke utara, mana mungkin engkau seorang diri akan menghadapi mereka yang
mempunyai pasukan ratusan ribu orang? Apakah kau hanya akan mengantar
nyawa dengan sia-sia belaka di sana?"
"Aku tidak takut, Kong-couw!".Kakek itu tersenyum. "Tentu saja tidak takut,
akan tetapi bodoh kalau sampai begitu. Kau ini akan
578