Page 578 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 578

"Bagaimana, Kong-couw? Mana Suheng?"


               Kembali  kakek  iru  menarik  napas  panjang  dan  menggelenggeleng  kepalanya.

               "Mereka sungguh jahat, Suhengmu biar lihai tidak dapat melawan kelicikan dan

               kecurangan mereka. Suhengmu tertangkap dan.... terbunuh...."

               Sepasang  mata  itu  terbelalak,  mukanya  pucat  sekali.  "Terbunuh?  Suheng....

               terbunuh....?"


               "Ya, dilempar ke dalam sumur ular...."

               "Aahhhh....!"  Swat  Hong  menjadi  lemas  dan  tentu  akan  roboh  kalau  tidak  di


               sambar oleh kakek itu. Dara itu pingsan dengan muka pucat sekali. Kakek itu
               merebahkannya dan mengerutkan alisnya, merasa kasihan sekali karena dia dapat


               menyelami  perasaan  gadis  ini,  cucu  buyutnya  yang  agaknya  mencinta
               Suhengnya.  Setelah  siuman  dari  pingsannya,  Swat  Hong  menangis  dengan


               sedihnya.  kakek  itu  membiarkan  dia  menangis  beberapa  lamanya,  kemudian

               berkata dengan suara halus dan penuh pengertian, "Han Swat Hong, aku tidak

               menyalahkan  engkau  berduka  dan  menangis,  karena  kematian  Suhengmu  itu

               amat menyedihkan. Akan tetapi, kita harus berani membuka mata melihat dan

               menghadapi kenyataan seperti apa adanya. Suhengmu tewas, hal ini adalah suatu

               kenyataan  yang  tidak  dapat  diubah  oleh  siapa  dan  oleh  apapun  juga.  Sudah

               demikianlah  jadinya,  tidak  akan  berobah  biarpun  kita  akan  berduka  sampai

               menangis  air  mata  darah  sekalipun.  karena  itu  lihatlah  kenyataan  ini  dan

               bersikaplah tenang dan tabah." Swat Hong menyusut matanya. "Dia.... dia adalah

               satu-satunya  orang....  setelah  aku  kehilangan  Ibu  dan  Ayah...."  Sukar

               membendung membanjirnya air mata akan tetapi perlahan-lahan, mendengarkan

               nasihat  kakek  buyutnya,  dapat  juga  Swat  Hong  menekan  kedukannya  dan

               menghentikan  tangisnya.  "Kong-couw,  apakah  yang  terjadi  dengan  Suheng?

               Harap ceritakan dengan sejelasnya."

               Kakek itu menarik napas panjang. "Aku terlambat. Ketika tiba di sana, tempat itu

               sudah  kosong.  The  Kwat  Lin  dan  teman-temannya  sudah  melarikan  diri  dari



                                                           577
   573   574   575   576   577   578   579   580   581   582   583