Page 596 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 596
perbuatan, pasti akan mendatangkan penyesalan, kebanggaan, kekecewaan,
dendam, penjilat, penindasan dan lain-lain. Setiap berbuatan barulah benar jika
didorong
atau didasari oleh CINTA KASIH! Demikian
pula dengan Kaisar. Karena dia merasa bahwa dia telah
menolong An Lu Shan, merasa telah berbuat baik kepada jenderal itu maka
timbullah penyesalan, kemarahan
dan kebencian karena yang pernah ditolongnya
itu tidak dengan kebaikan. Pamrih yang tersembunyi di balik pertolongannya
dahulu itu adalah.menghendaki pembalasan berupa kesetiaan, penghormatan,
atau setidaknya menghendaki agar jangan
jenderal itu berani melawannya! Contoh ini tanpa kita sadari terjadi di dalam
penghidupan kita sehari-hari. Kita miskin akan cinta kasih sehingga setiap
perbuatan kita dicengkeram pamrih. Kalau cinta kasih memenuhi hati kita, maka
segala pamrih akan lenyap tanpa bekas dan setiap perbuatan kita adalah wajar
dan tentu saja benar karena dasarnya cinta kasih yang melekat pada bibir setiap
orang, yang menjadi hampa karena disebut-sebut dan disanjungsanjung, diberi
pengertian lain, dan dipecah-pecah! Di mana terdapat cemburu, benci, sengsara,
marah, dan lain-lain, cinta kasih tidak akan ada. Di mana terdapat si "aku" yang
selalu mengejar keuntungan dan kesenangan lahir batin, cinta kasih tidak akan
pernah ada. karena bagi Si Aku, cinta kasih berarti kesenangan untuk "aku" lahir
batin yang berupa ketenteraman, jaminan, kepuasan, dan kenikmatan. Maka,
sekali satu di antara yang dikejar itu luput, berakhirlah cinta kasihnya dan
berubah menjadi cemburu, kemarahan dan kebencian! Dengan penuh kemarahan
Kaisar memimpin barisan-barisan yang dapat dikumpulkannya, didampingi oleh
seorang jenderal yang setia kepadanya, seorang jenderal yang ahli dalam perang
bernama Kok Cu It yang menjadi komandan barisan itu. Barisan ini lalu bergerak
dari Ling Pao. Bertemulah dua barisan yang bermusuhan itu di pegunungan dan
595