Page 606 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 606

keadaan  seperti  ini,  mengapa  Paduka  masih  kukuh?"  putera  mahkota  itu

               menangis.


               Para pembesar yang setia kepada kaisar juga membujuk, bahkan kepala thaikam

               yang menjadi kepercayaan Kaisar dan yang diam-diam secara pribadi memusuhi

               Yang Kui Hui, berkata, "Harap Paduka suka mempertimbangkan dengan tenang.

               Memang menyakitkan hati sekali tuntutan mereka. namun, mereka tidak dapat

               dibendung dan kalau ditolak, tentu Paduka akan terancam bahaya, bahkan seluruh

               keluarga Paduka. Apakah Paduka hendak mengorbankan keselamatan Paduka

               sendiri dan seluruh keluarga hanya untuk satu orang yang toh tidak akan dapat

               Paduka selamatkan juga?" Putera mahkota menoleh kepada Yang Kui Hui dan

               berkata, suaranya keras dan penuh tuntutan, "Seorang yang selama puluhan tahun

               memperoleh kemuliaan dan anugerah kebaikan Kaisar, apakah di waktu terancam

               lalu melupakan budi yang besarnya melebihi nyawa itu?" Yang Kui Hui menjadi

               pucat wajahnya dan dia menjatuhkan diri berlutut di depan Kaisar, memeluk kaki

               Kaisar  sambil  menangis  dan  berkata,  "Biarlah  hamba  membalas  segala  budi

               kebaikan  Paduka....."  "Tidak....!  Tidak....ohhh,  Kui  Hui,  tidak....!  Jangan....!"

               akan tetapi banyak tangan merenggut tubuh selir cantik itu dari pelukan Kaisar,

               lalu  menyerahkannya  kepada  kepala  thaikam.  Selir  itu  diseret  oleh  kepala

               thaikam ke atas pagoda dan tak lama kemudian, terdengarlah sorak-sorai para

               pasukan melihat tubuh selir cantik jelita itu tergantung di pagoda, tergantung


               lehernya       dan  berkelojotan sebentar          lalu  terdiam.       "Hidup

               kaisar....!!"

               "Biang keladi kelemahan telah tewas....!!"


               "Kita akan mengawal Kaisar sampai titik darah terakhir!"

               Di  sebelah  dalam,  Kaisar  yang  tadinya  menangis  itu  terbelalak  mendengar

               teriakan yang sama sekali berlainan itu. Dia bingung tidak tahu apa yang terjadi,

               memandang ke kanan kiri. "Di mana dia....? Mana Yang Kui Hui....!"






                                                           605
   601   602   603   604   605   606   607   608   609   610   611