Page 607 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 607
Semua keluarganya menjatuhkan diri berlutut. "Dia..... telah mengorbankan
nyawa demi keselamatan paduka sekeluarga...."
"Kui Hui....!!" Kaisar berlari naik ke loteng, kemudian roboh pingsan melihat
tubuh kekasihnya yang diam tidak bergerak, tergantung di pagoda itu.
Peristiwa ini merupakan peristiwa bersejarah yang kemudian terkelan di seluruh
Tiongkok sampai berabad-abad lamanya. Bagi mereka yang ikut merasa berduka
dan terharu mendengar cerita tentang pemutusan hubungan cinta yang amat
menyedikan ini, menganggap Kaisar itu lemah dan telah melakukan kesalahan
besar. Peristiwa ini menjadi terkenal sekali ratusan tahun kemudian, bahkan
dijadikan cerita drama yang dipangungkan dan menjadi bahan karangan cerita
tentang peristiwa itu yang tak terhitung banyaknya. Lebih terkenal sekali setelah
sastrawan Po Cu I menulisnya dengan judul "Kesalahan Abadi". Dengan lesu dan
penuh duka, rombongan Kaisar melanjutkan perjalanan mengungsi ke Secuan
dan kematian selir tercinta itu melumpuhkan seluruh gairah hidup Kaisar yang
sudah tua itu. Akan tetapi, di tengah perjalanan, kembali terjadi peristiwa hebat.
Ketika rombongan itu sedang beristirahat dan bermalam di sebuah dusun kecil di
daerah yang sepi
di perbatasan Secuan, malam itu tiba-tiba heboh karena
terjadinya pembunuhan atas diri seorang di antara
para pengeran yang ikut mengungsi. Pangeran ini adalah
adik pangeran mahkota. Di waktu malam yang amat sunyi itu, dua sosok
bayangan berkelebat di atas
genteng rumah-rumah yang dijadikan tempat
mengaso rombongan Kaisar. Mereka ini bukan lain adalah
Bu Swi Nio dan Liem Toan Ki. Keduanya, sebagai mata-mata An Lu Shan,
setelah berhasil mengasut
anak buah pasukan pengawal sehingga
606