Page 612 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 612

membaca sajak, Soan Cu tertawa dan dia kagum juga. Terdengar amat indah kata-

               kata tadi. Akan tetapi timbul pula kenakalannya dan dai menjawab dengan nada

               mengejek,  "Orang  She  Kwee,  aku  tertawa  bukan  menyambutmu,  melainkan

               teringat akan peristiwa yang amat lucu. Engkau datang bersama Han Swat Hong,

               membelanya  mati-matian,  akan  tetapi  sekarang  di  manakah  dia?  Engkau

               ditinggalkan  begitu  saja!  Betapa  lucunya!  Lucu  ataukah  menyedihkan?"  Alis

               tebal itu makin dalam berkerut, akan tetapi kemudian Kwee Lun tersenyum lagi

               dan mengangguk-angguk.


               "Memang lucu sekali! Ha-ha-ha-ha, lucu sekali!"

               Melihat  pemuda  itu  tidak  tersinggung  malah  tertawa-tawa,  Soan  Cu  menjadi

               penasaran. "Apa yang lucu?" bentaknya.


               "Kau..... eh, kita berdua.... yang lucu. Mengapa bisa begini kebetulan?" "Apa

               yang kebetulan?" Soan Cu makin penasaran karena ejekannya itu kini agaknya

               malah dibalikan oleh pemuda itu kepadanya.


               "Bukankah kebetulan sekali nasib kita amat serupa? Aku datang bersama Nona

               Swat Hong dan aku

               ditinggalkan, sebaliknya engkau pun datang bersama Sin


               Liong dan engkau ditinggalkan pula. Nasib kita benar serupa, bukankah ini amat

               lucunya?".Wajah Soan Cu menjadi merah sekali. "Sratttt!" Pedang Coa-kut-kiam

               yang bersinar-sinar telah berada di

                tangan kanannya.Kwee  Lun terkejut bukan main, hanya


               memandang bengong karena sama sekali tidak menyangka bahwa gadis yang

               dianggapnya  jujur  dan  lincah  gembira  ini  demikian  mudah  tersinggung!  "Eh,

               Nona Ouw..... kau.... marah oleh godaanku tadi?"


               "Siapa  marah?  Hayo  cabtu  pedangmu,  kita  lanjutkan  pertempuran  kita  yang

               terhenti ketika di Puncak Awan Merah.






                                                           611
   607   608   609   610   611   612   613   614   615   616   617