Page 645 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 645
meter. Ketika dia mendengar suara mendesis-desis dan mencium bau hamis,
tahulah dia bahwa di tempat itu terdapat banyak ular berbisa.
Kemudian tampak olehnya melalui cahaya redup tadi bahwa di bagian bawah
terdapat sebuah lubang dan agaknya dari tempat itulah ular-ular keluar dari
sumur. Begitu dia mendekati lubang ini, tampak olehnya ekor ular berkelebat di
dalam cahaya remang-remang itu, menjauhkan diri. Dia merasa heran mengapa
binatang-binatang itu tidak mengganggunya ketika dia pingsan dan kini kelihatan
takut kalau didekatinya. Dia teringat, meraba saku bajunya dan tersenyum
mengeluarkan batu hijau yang mengeluarkan sinar di dalam gelap itu. Inilah
penolongku,pikirnya. Hatinya menjadi makin tenang. Dengan adanya batu
mustika hijau ini, tidak perlu takutmenghadapi binatang berbisa apa pun. Akan
tetapi, melihat batu mustika itu, teringatlah dia kepada Swat Hong dan dia merasa
khawatir juga.
Musuh demikian lihai, dia sendiri kena ditangkap dan agaknya dilempar ke sumur
ini. Bagaimana nasib Swat Hong? Dia harus cepat keluar dari tempat ini untuk
menolong Swat Hong. Kekhawatirannya terhadap sumoinya itu membuat dia
makin bersemangat mencari jalan keluar. Lubang dari mana ular-ular itu keluar
dari sumur terlalu sempit untuk dapat diterobos, maka Sin Liong lalu
menggunakan kedua tangannya untuk membongkar batu di lubang itu,
memperlebar lubang dengan jalan memukul pecah batu-batu di sekelilingnya.
Tidak mudah pekerjaan ini, karena selain tubuhnya masih lemah, juga batu-batu
di tempat itu amat kerasa dan hanya dapat digempurnya sedikit demi sedikit.
Namun akhirnya dapat juga dia memperlebar lubang itu sehingga dia dapat
merangkak melalui lubang sambil terus menggempur lubang di depat yang
merupakan terowongan panjang.
Melihat betapa makin lama cahayanya dari seberang terowongan kecil itu makin
terang, hatin Sin Ling membesar. Jelas bahwa di seberang itu terdapat tempat
terbuka dari mana sinar matahari dapat masuk, pikirnya. Akan tetapi pekerjaan
644