Page 646 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 646

menerobos  terowongan  kecil  yang  merupakan  liang  ular  dengan  hanya

               menggunakan kedua tangan kosong, memakan waktu lama juga.


               Saking hausnya, dia menengadah untuk menerima titik-titk air yang jatuh dari

               atas, yaitu dari dinding sumur yang mengeluarkan air. biarpun memakan waktu

               lama,  dapat  juga  dia  mengobati  dahaga  dengan  meminum  secara  demikian.

               Namun perutnya yang lapar terpaksa harus berpuasa lagi sampai tiga hari! karena

               setelah tiga hari, barulah dia berhasil merangkak keluar dari terowongan itu dan

               tiba  di  sebuah  ruangan  yang  cukup  luas,  akan  tetapi  juga  merupakan  tempat

               tertutup!  Bedanya,  kalau  sumur  pertama  merupakan  tempat  sempit  dan  gela,

               maka ruangan kedua ini luas sekali, garis tengahnya tidak kurang dari sepuluh

               meter, merupakan sebuah ruang dalam tanah yang aneh. Di sebelah atas, jauh dan

               tinggi sekali, tertutup oleh tanah atau batu dan ada celahcelah yang merupaka

               retakan batu-batu dari mana sinar matahari dapat menerobos masuk.


               Sin  Liong  menjatuhkan  diri  duduk  di  tengah  ruangan  dalam  tanah  ini  dan
               harapannya kandas sama sekali. Kalau sumur pertama itu merupakan tahanan


               yang sukar diterobos adalah tempat ini lebih sukar lagi untuk meloloskan diri.
               Ular-ular  yang  banyak  sekali  berbelit-belit  dan  kelihatan  ketakutan, ada  yang


               merayap  naik,  ada  pula  yang  menerobos  terowongan  yang  sudah  melebar  itu
               untuk kembali ke dalam sumur pertama!


               Sin Liong termenung. Dari kamar tahanan kecil dia pindah ke kamar tahanan

               besar! Hanya lebih lebar dan memperoleh penerangan sinar matahari yang tidak

               seberapa. Itulah bedanya! Akan tetapi dia tidak menjadi putus harapan.


               Dihadapinya kenyataan ini dengan tabah dan dilenyapkannya kekhawatiran di

               dalam hatinya tentang diri sumoinya dengan keyakinan bahwa apa pun yang akan

               terjadi, terjadilah tanpa dipengaruhi segala kekhawatiran yang tiada gunanya! Dia

               sendiri  menghadapi  bencana,  menghadapi  ancaman  maut  dan  inilah  yang

               terutama harus dihadapi dan diatasi lebih dulu. Dia mulai memeriksa kalau-kalau

               ada jalan keluar dari tempat itu.



                                                           645
   641   642   643   644   645   646   647   648   649   650   651