Page 677 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 677

panglima  Hussin  dan  Bouw-ciangkun  tertawa  girang  dan  melanjutkan  makan

               minum sepuas-puasnya.


               Setelah kenyang, kedua orang panglima itu berpamit dan sambil tertawa Bouw-

               ciangkun  berkata,  "Harap  Nona  jangan  pergi  meninggalkan  pesanggrahan  ini

               karena siapa tahu tibatiba saja Sri Baginda Kaisar telah siap menerima kunjungan

               Nona. hal itu bisa saja terjadi di siang hari atau di malam hari.

               Sebaiknya kalau Nona mengaso saja dalam pesanggrahan dan sewaktu-waktu,

               kalau Sri Baginda


               menghendaki, aku sendiri atau Panglima Hussin yang akan datang menjemput

               Nona.".Swat Hong mengangguk dan setelah dua orang panglima itu pergi dan

               meja dibersihkan lalu ditinggal pergi

               oleh para pelayan, dia lalu minta kepada wanita pelayan


               untuk menyediakan air. Setelah mandi dan tukar pakaian, Swat Hong kembali

               beristirahat di dalam kamar yang indah itu. Berada di dalam kamar ini teringatlah

               dia  akan  kamarnya  sendiri  di  Pulau  Es,  kamar  yang  lebih  indah  dan  lebih

               menyenangkan lagi. Dia menutup mulut dengan tangan dan menguap..... goyang-

               goyang kepalanya. Mengapa dia begini mengantuk? Dia menguap lagi. Bukan

               main!  Rasa  kantuk  sukar  dipertahankannya  lagi.  Aneh  sekali!  Hari  baru

               menjelang  senja,  belum  malam.  Pula  habis  makan  dan  mandi,  mana  bisa

               mengantuk?  Kembali  dia  menguap  dan  Swat  hong  meloncat  bangun,  duduk

               sambil memegangi kedua pelipisnya. Ini tidak wajar, pikirnya! Rasa kantuk yang

               amat hebat dan terbayanglah wajah Panglima Hussin yang mengajaknya minum

               sampai  tiga  kali,  kemudian  terbayanglah  dan  terdengar  lagi  kata-kata  Bouw-

               ciangkun yang menyatakan bahwa kalau Kaisar menghendaki, sewaktu-waktu

               dia  atau  Panglima  Hussin  akan  datang  menjenguknya.  Semua  ini  dilakukan

               sambil tertawa-tawa dan seakan-akan ada "main mata" di antara kedua orang

               panglima itu!






                                                           676
   672   673   674   675   676   677   678   679   680   681   682