Page 683 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 683

Swat  Hong  berhenti.  "kau  baik  sekali,  Saudara  Ahmed.  Aku  berterima  kasih

               kepadamu."  "Bukan  itu.  kau....kau  harus  lukai  aku  dengan  pedang  itu.  Kalau

               tidak, aku akan dihukum mati sebagai pengkhianat."


               Barulah sadar Swat Hong betapa perwira ini telah menolongnya dengan taruhan

               nyawa sendiri. "Kau adalah seorang yang amat baik, bagaimana mungkin aku

               tega untuk melukaimu? Kau sahabatku..... dan ternyata di segala bangasa, ada

               saja manusianya yang jahat dan baik, tidak ada bedanya dengan bangsa lain. Aku

               mengerti  maksudmu,  saudara  Ahmed,  nah,  biar  kurobohkan  kau  dengan

               totokan!"  Swat  Hong  bergerak  cepat  sekali,  dan  tahu-tahu  dua  jalan darah  di

               tubuh Ahmed telah di totoknya dan perwira itu terguling roboh dan tak mampu

               bergerak karena kaki tangannya menjadi lumpuh, tubuhnya lemas tak mampu

               bergerak.

               Swat Hong cepat menyambar botol dan sisa obat penawar, memasukannya di


               dalam sakunya,

                kemudian dia         menendang meja kursi sampai terpelanting


               ke kanan kiri sehingga menimbulkan kesan seolah-olah  di                kamar itu

                telah  terjadi pertempuran,

               mencabut  pedang  dari  pinggang  Ahmed  dan  melemparkan  pedang  di  lantai,

               kemudian dia memegang


               tangan Ahmed dan berkata, suaranya terharu,

               "Selamat  tinggal!"  Saudara  Ahmed.  Sekali  lagi  terima  kasih  dan  kita  takkan

               bertemu  kembali.".Hanya  dengan  bibir  dan  pandang  matanya  saja  Ahmed


               tersenyum  penuh  kagum,  mulutnya  hanya  dapat  berkata,"  Kau.....  setangkai
               bunga di padang pasir........"


               Swat Hong melompat dan berlari ke luar. Dua orang pelayan wanita yang lari

               mendatangi dia tendang terguling dan menjerit-jerit, kemudian dia terus lari ke

               luar.  Heran  juga  ketika  dia  melihat  bahwa  dugaannya  tadi  benar  ketika




                                                           682
   678   679   680   681   682   683   684   685   686   687   688