Page 7 - episode-1
P. 7
Namamu Sulastri Episode I
Malam hari setelah menidurkan Lastri, Mak Rose memberi tanda pada kalender,
pengingat tanggal kejadian jika sewaktu-waktu diperlukan. Beberapa data lain dicatat
persis, bahkan mungkin lebih dari catatan polisi; lengkap jam kejadian, barang-barang
yang ditemukan, ciri-ciri ibu Lastri, pakaiannya juga pakaian Lastri ketika kejadian.
Saat melingkari nomor 4 pada November, Mak Rose teringat 4 November itu
tepat tanggal kelahiran buah hati yang menghadirkan kejadian-kejadian buruk
sebelum ia meninggal. Usia anak itu kurang lebih sama dengan Lastri. Penampilan
fisik nyaris sama, bentuk wajah dan rambutnya; juga tinggi badan Lastri.
Mak Rose termenung, apa arti semua ini? Apa Lastri pengganti “Lastri”nya? Tentu
Mak Rose tak menemukan jawabannya. Jelas beda. Kesamaan-kesamaan itu rekaan
Mak Rose yang belum bisa melupakan rasa kehilangan anak meski kejadian itu sudah
berlalu hampir sepuluh tahun.
Penyesalan Mak Rose terlalu dalam. Ia merasa kematian itu akibat kelalaiannya,
meninggalkan anaknya di dapur meski hanya sesaat. Entah apa yang anak itu lakukan,
kompor terguling, minyak tumpah, api membakar cepat, merambat, berkobar di
tubuh sang buah hati. Mak Rose bukan memilih menyelamatkan anaknya, tapi sibuk
memadamkan api, takut membakar seluruh hartanya.
Toh rumah itu juga terbakar, nyaris habis. Nyawa sang buah hati yang lama
didambakan tek terselamatkan.
Kejadian itu membuat suami Mak Rose merana. Belum selesai memikir usaha yang
ditipu temannya, bertambah masalah baru. Suami Mak Rose meninggal juga beberapa
waktu kemudian.
Mak Rose meninggalkan rumah yang yang penuh kenangan buruk itu. Lahan
beserta sisa reruntuhan rumah dia jual. Sebagian hasil penjualan itu ia gunakan
membangun warung di tanah sewa milik PT KAI sekarang.
Dari tempat duduknya Mak Rose memandangi Lastri yang tidur lelap, kelelahan.
Dia telusuri pertanyaan yang tak terjawab, tentang motif ibu Lastri tegah melepas anak
sekecil itu menjalani sendiri takdirnya. Betapa bahagianya Lastri jika ia bertemu
ayahnya dan berada di tengah keluarga sedarah. Atau Lastri tak akan bertemu keluarga
sedarah, karena Tuhan bermaksud mengirimkan pengganti anak Mak Rosidah.
Tak terasa airmatanya menetes. Dalam hati ia berjanji, jika Tuhan memberi usia
panjang kepadanya, ia akan mengasuh Lastri selama hidupnya sampai ditemukan
keluarganya.
7