Page 8 - episode-1
P. 8

Namamu Sulastri                                                        Episode I


                     Misteri Keluarga Lastri
                        Rumah warung Mak Rosidah buka setengah pintu pagi itu. Banyak orang datang
                     ke warung bergiliran sejak pagi; hanya pelanggan fanatik kopi Warung Mak Rosidah

                     saja yang dilayani. Topik ngobrol warung kopi pagi itu peristiwa kecelakaan kereta
                     kemarin siang dan nasib Lastri.
                        “Semua data tentang peristiwa itu sudah saya catat; identitas korban, saksi hidup
                     dan petugas polisi yang datang,” kata Mak Rose menunjukkan kalender dan lembar

                     kertas catatannya.
                         “Pakaian korban saat kejadian dan barang-barang yang dibawa tersimpan aman,”
                     kata Mak Rose sambil tas kecil. “Data pribadi hanya ciri-ciri fisik. Nama korban Mrs.

                     X, jenis kelamin wanita, usia diperkirakan 25 tahun.
                        “Data yang masih misteri, dan penting bagi saya untuk mengungkap keluarga
                     korban, adalah inisial HH yang tercetak di balik gelang dan liontin kalung. HH itu
                     bisa jadi benang merah untuk menghubungkan Lastri dan keluarga sedarah. Mungkin

                     nama ayahnya, nama ibunya, atau nama Lastri,” tambah Mak Rose.
                        “Dua data identitas bukti lainnya saya simpan sebagai kata kunci; apakah mereka
                     yang mengaku keluarga Lastri itu penipu atau keluarga sedarah sejati.”

                        “Emak bakat juga jadi detektif,” komentar seorang pelanggan, pegawai perusahaan
                     daerah air minum. “Nanti saya bantu mencari keluarganya. Saya orang lapangan,
                     Mak; banyak bertemu pelanggan.”
                        “Saya juga sudah menugaskan secara khusus kepada Warni, Sri dan Parmin.

                     Lainnya bisa membantu,” jelas Mak Rose.
                        “Kalau saya boleh usul,  coba  dilihatkan ke  orang pintar,” kata pelanggan lain.
                     “Pengalaman tetangga, anaknya  yang  hilang seminggu bisa diketahui  tempat

                     keberada-annya dengan mengendus bau pakaiannya.”
                        “Kayak anjing pelacak saja,” gurau temannya yang disambut gelak tawa mereka
                     yang sedang ngopi.

                        “Serius ini,” kata pengusul.
                        “Iya tahu…” saut yang lain.
                        “Usul itu saya terima,” tukas Mak Rose di ujung gelak tawa pelanggan. “Secepat

                     mungkin saya cari dukun.”
                        Mak  Rose  membuka kesempatan  kepada  semua orang, termasuk penumpang
                     kereta yang lewat depan warung untuk mengenali Lastri dari foto yang ditempel di
                     dinding luar warung—barangkali ada yang kenal keluarga Lastri.


                                                            



                                                            8
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13