Page 10 - episode-1
P. 10

Namamu Sulastri                                                        Episode I


                        Nyaris habis keyakinan Mak Rose ke dukun siapapun; begitupun ia masih
                     mencoba ke dukun yang lain. Sang dukun juga minta ditunjukkan perhiasan yang
                     dipakai Lastri saat kejadian. Perhisan itu dibungkus kantong putih; Mak Rose diminta

                     membuka setelah 40 hari lagi. Kalau saja Mak Rose percaya, dan membukanya 40 hari
                     kemudian, semua perhiasan itu jadi uang receh.
                        Kantong putih kumal itu dibuka Mak Rose di depan dukun. “Saya cuma mau
                     meyakinkan perhiasan itu ada dalam kantong. Nanti saya buka 40 hari lagi.”

                        Isi kantong itu ternyata uang logam bukan emas perhiasan Lastri.
                        Betapa murkanya sang dukun. Ia mengusir Mak Rose dari ruang semedinya.
                        “Saya akan pergi, kembalikan perhiasan itu,” kata Mak Rose.

                        Sejak itu Mak Rose tidak pernah lagi mencoba datang ke orang pintar.
                        Usulan lain yang menakutkan, dialog dengan roh ibu Lastri. Pengusul mengatakan,
                     roh manusia yang meninggalkan secara paksa—belum waktunya— masih berkeliaran
                     di alam manusia sampai batas takdirnya.  Dia  bisa dimintai keterangan lewat

                     jailangkung. Antara percaya dan tidak, Mak Rose tak pernah mencobanya.

                                                            


                     Catatan Trauma Mak Rosidah
                        Kematian tak seorangpun menolaknya dan mengingkari bahwa ada akhir di setiap
                     perjalanan hidup. Ketika sendi-sendi tubuh makin lemah di usia tua, otak yang tak
                     mampu mengingat hari kemarin, adalah waktu yang tepat. Ketika kematian itu datang

                     dengan cara lain sebelum usia beranjak senja, siapa juga yang bisa menolaknya?
                        Ibu Lastri tidak mengalami kehilangan anak. Dia berada pada posisi sebaliknya dari
                     Mak Rose. Mak Rose kehilangan anak yang sangat lama dia impikan, yang terenggut

                     pada usia yang masih penuh  harapan, saat kebersamaan memberinya keindahan.
                     Kehilangan itu membekas sangat dalam.
                        Di lingkungan tempat tinggal dan tempat usaha sekarang, trauma kehilangan Mak
                     Rose melihat begitu banyak jebakan di sekelilingnya: sungai, rel kereta api, juga pasar

                     malam  bursa seks yang—menurut trauma Mak Rose—  lambat atau cepat akan
                     berdampak pada Lastri barunya. Sementara ia tak sanggup menghindarinya.
                        Kehadiran Lastri secara tak terduga meyakinkan Mak Rose dia pengganti

                     ‘Lastri’nya yang hilang. Mak Rose menjaganya lebih dari anak sejatinya. Obsesinya
                     atas Lastri masa lalu, dia tumpahkan ke Lastri sekarang.



                                                            


                                                           10
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15