Page 60 - PAUD PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
P. 60

untuk mencapai tujuan tersebut. Namun, kegiatan belajar yang
                                     disajikan harus bermakna untuk anak. Inilah pokok bahasan pada
                                     Bab 3. Terakhir, pada hari terakhir pembelajaran, guru perlu
                                     mengevaluasi kegiatan pembelajaran hari itu dan melakukan
                                     asesmen sebagai pijakan perencanaan hari selanjutnya. Inilah
                                     pokok bahasan Bab 4.


                    A. Nilai Filosofis Guru

                    Disadari atau tidak, seorang guru umumnya memiliki nilai filosofis tertentu yang
                    diyakininya. Dalam dunia pendidikan, nilai filosofis guru dapat diartikan sebagai cara
                    pandang guru terhadap anak dan pendidikan. Cara pandang ini akan memengaruhi
                    bagaimana guru menyiapkan pembelajaran dan bagaimana guru berinteraksi
                    dengan anak. Nilai filosofis yang diyakini seorang guru akan mempengaruhi praktik
                    pedagogisnya: apa yang diajarkan dan bagaimana guru mengajarkannya (Roberson
                    dalam  Vinogradov, Savateeva, & Vinogradova, 2020).
                        Untuk memberikan gambaran bagaimana cara pandang guru dapat  mem-
                    pengaruhi praktik pedagogis guru, kita bisa mengambil contoh dari tulisan Ki
                    Hadjar Dewantara (1977, hal. 22-23). Beliau menyebutkan adanya 3 aliran yang
                    memiliki cara pandang berbeda terhadap anak. Ada aliran yang menganggap anak
                    sebagai kertas kosong, ada yang menganggap anak sebagai kertas yang sudah
                    ditulisi dengan tinta yang jelas sepenuhnya, dan ada aliran yang memandang
                    anak sebagai kertas yang telah ditulisi, namun tulisan tersebut masih suram. Jika,
                    seorang guru yang meyakini pandangan yang mengatakan bahwa anak adalah
                    kertas kosong, maka dalam interaksinya dengan sang anak, guru tersebut mungkin
                    akan banyak menjejali anak dengan pengetahuan-pengetahuan. Ia juga mungkin
                    tidak akan memberi kebebasan anak untuk memilih topik pembelajaran karena
                    menganggap anak sebagai kertas kosong, sosok yang tak berdaya. Sebaliknya
                    jika guru menganggap anak telah memiliki tulisan yang tertera dengan tebal, guru
                    mungkin  memiliki kecenderungan untuk membiarkan apa pun yang dilakukan anak.
                    Jadi, nilai  filosofis yang diyakini seorang guru pada dasarnya akan berdampak pada
                    praktik pedagogisnya. Hal itu akan terlihat dari pemilihan pendekatan pembelajaran
                    di kelas, cara guru mengatur lingkungan belajar, serta pola komunikasi dan interaksi
                    guru-anak.

                        Lalu, bagaimana pandangan guru yang diharapkan dalam pembelajaran dengan
                    paradigma baru ini? Kiranya mungkin pandangan para guru dapat sejalan dengan
                    pandangan bapak pendidikan nasional kita, Ki Hadjar Dewantara, yang memandang
                    anak sebagai kertas yang telah memiliki tulisan, namun suram. Tugas pendidikan
                    adalah  “menebalkan  segala  tulisan yang  suram  itu  dan berisi  baik”  sedangkan
                    tulisan yang mengandung arti jahat hendaknya dibiarkan jangan sampai menjadi
                    tebal. Sejalan dengan cara pandang tersebut, Ki Hadjar menuliskan dasar-dasar





                    52     Buku Panduan Guru Pengembangan Pembelajaran untuk Satuan PAUD
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65