Page 61 - PAUD PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
P. 61

pendidikan yang mengatakan “Pendidikan, yaitu tuntunan dalam tumbuhnya anak-
                       anak”. Ki Hadjar mengilustrasikan bahwa tiap anak telah memiliki kodrat hidupnya
                       masing-masing. Beliau mengandaikan tanaman padi tidak akan dapat menjadi
                       jagung dan demikian pula sebaliknya. Tugas gurulah nanti mengenali kodrat anak
                       supaya dapat menyiapkan lingkungan yang memelihara dan menuntun tumbuhnya
                       anak-anak sehingga mereka dapat tumbuh dengan baik (Dewantara, 1977:. 21).
                           Nilai  filosofis  yang  terkandung  dalam  ajaran  Ki  Hadjar  Dewantara  memiliki
                       implikasi praktis terhadap praktik pembelajaran guru dan anak, antara lain sebagai
                       berikut.



                       1.  Guru memandang anak sebagai sosok yang berdaya

                       Oleh karena anak bukanlah kertas kosong dan telah memiliki kodrat tumbuh
                       masing-masing, maka setiap anak sejatinya memiliki potensi untuk belajar dan
                       bertumbuh. Anak memiliki sifat alami sebagai pembelajar. Namun, seperti ilustrasi
                       petani yang menumbuhkan padi, sang guru perlu mendukung tumbuhnya anak
                       dengan menyediakan lahan yang subur, menyiangi gulma, memusnahkan hama,
                       serta memberi air dan pupuk.

                           Implikasi dari cara pandang tersebut adalah terjadinya penghargaan dan
                       kesetaraan dalam interaksi guru dan peserta didik. Anak tidak dipandang sebagai
                       gelas kosong yang harus dijejali pengetahuan dan harus mengikuti agenda guru.
                       Guru menuntun anak dalam belajar sehingga pada saatnya nanti anak dapat
                       mengatur dirinya sendiri.
                           Untuk membantu guru dalam implementasi pembelajaran, guru dapat mencari
                       referensi pendekatan dan model pembelajaran yang sesuai dengan cara pandang
                       ini. Pendekatan proyek, pendekatan Reggio Emilia, Montessori, Bank Street, High-
                       Scope, Waldorf adalah beberapa contoh pendekatan yang juga memiliki nilai
                       filosofis  yang  memandang  anak  sebagai  sosok  yang  berdaya.  Hal  ini  misalnya
                       nampak dari bagaimana dalam pendekatan proyek anak dapat memilih topik
                       yang ingin dipelajari dan ditelitinya. Anak dan guru bermitra mencari jawaban dari
                       proses pembelajaran mereka. Jika Bapak/Ibu guru ingin mempelajari pendekatan
                       proyek lebih mendalam, maka Bapak/Ibu dapat membaca Buku 6 (Proyek Pelajar
                       Pancasila).



                       2.  Bermain adalah Belajar

                       Dalam tulisannya, Ki Hadjar Dewantara menggaris bawahi bermain sebagai sifat
                       alami anak-anak. Melalui bermain, anak-anak belajar tentang dunianya. Melalui
                       bermain pula anak-anak mengasah seluruh panca indranya. Implikasi dari cara
                       pandang ini adalah bahwa pendekatan yang cocok untuk diterapkan dalam
                       pembelajaran anak usia dini adalah pendekatan yang memfasilitasi anak bermain.




                                           Bab 3 Pengalaman Belajar yang Bermakna Bagi Anak Usia Dini            53
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66