Page 77 - PAUD PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
P. 77
tidak menuju pada satu jawaban benar saja. Misalnya, pertanyaan seperti, “Apa yang
sedang kamu buat?”atau “Apa yang bisa kau tambahkan pada rumah beruangmu?” memiliki
banyak alternatif jawaban dan tidak ada benar atau salah. Sebaliknya, pertanyaan tertutup
biasanya hanya memiliki satu atau beberapa jawaban benar sehingga terkesan menguji
pengetahuan anak tentang suatu hal. Dalam jangka panjang, pertanyaan tertutup dapat
membuat anak tidak percaya diri jika ia sering tidak tahu jawabannya atau mengucapkan
jawaban yang salah. Pertanyaan seperti: “Ini warna apa?” “Ini angka berapa?” adalah
contoh pertanyaan tertutup dan sesungguhnya tidak membangun kemampuan
berpikir tingkat tinggi pada anak.
Berikut ini contoh pertanyaan-pertanyaan terbuka yang dapat guru tanyakan
pada anak setelah guru menjadi pendengar aktif.
Contoh Pertanyaan Tertutup Contoh pertanyaan Terbuka
Anak sedang membangun • “Ini garasi ya?” • “Apa saja yang mungkin
garasi • “Ini bentuk apa?” (sambil ada di garasi selain
menunjuk segitiga) mobil?”
• “Berapa jumlah persegi • “Apa yang terjadi kalau
panjang yang kamu garasinya tak punya atap?”
pakai?” • “Bagaimana caranya
• “Ini rumah siapa?” supaya lebih banyak mobil
• “Ini pintunya, ya?” bisa parkir di garasi ini?”
• dan seterusnya • dan seterusnya
Sumber: PAUD Bukit Aksara (2020)
Anak sedang menjala bola • Ini warna apa?”(menunjuk • Selain jala, alat apa lagi
bola hijau) yang bisa kamu gunakan
• “Kalau yang ini warna untuk menangkap bola?
apa?”(sambil menunjuk • “Di mana kita bisa
bola warna hitam) meletakkan bola-bola
• “Kamu sedang menjaring hasil tangkapanmu ini?”
bola ya?”
• “Seru, ya main air?”
• “Ada berapa bolanya?”
• “Ini bentuknya apa?”
Sumber: PAUD Sanggar Aksara (2019)
b. Pertanyaan HOTS
Apa itu HOTS? Istilah HOTS terkait erat dengan taksonomi Bloom. Pada tahun
1950-an, Benjamin Bloom membagi keterampilan berpikir pada manusia menjadi
6 tingkatan. Keenam tingkatan berpikir manusia dalam taksonomi Bloom, yaitu:
(1) mengetahui, (2) memahami, (3) mengaplikasikan, (4) menganalisis, (5)
mengevaluasi, hingga (6) mencipta. Tingkatan berpikir 1 sampai 3 dikategorikan
sebagai keterampilan berpikir tingkat rendah atau sering disebut dengan Lower
Order Thinking Skills (LOTS). Sebaliknya, tingkatan berpikir 4 sampai 6 dikategorikan
Bab 3 Pengalaman Belajar yang Bermakna Bagi Anak Usia Dini 69