Page 54 - modul Pembelajaran Studi AGama kontemporer
P. 54

Islam dan negara sehingga mencitrakan diri bahwa Islam adalah patner

                                   negara, bukan musuh negara.
                                c.  Memulihkan citra Islam, terutama aktivis politik muslim sebagai musuh

                                   negara.  Dengan menampilkan diri secara  elegan, agar komunitas ini
                                   tidak harus dicurigai oleh negara. Kelompok ini beranggapan bahwa

                                   aktivis  Islam  politik  harus  bisa  menampilkan  diri  sebagai  kelompok

                                   yang bisa diajak kerja sama dengan kekuasaanm tanpa harus tercabut
                                   dari akar ke Islamannya dan terkooptasi oleh rezim.

                             2.  Liberal Radikal

                                      Kelompok intelektual muslim liberal radikal yang dimaksud adalah
                                mereka yang berpandangan bahawa ketidakadilan yang terjadi selama ini

                                disebabkan karena adanya struktur sosial yang timpang, baik yang dianut
                                oleh  negara  maupun  oleh  individu.  Bagi  kalangan  liberal  radikal,

                                ketimpangan sosial yang terjadi antara kaya dan miskin serta perempuan
                                dan laki-laki disebabkan oleh struktur sosial yang tidak adil. Oleh karena

                                itu, intelektual liberal radikal, dengan meminjam istilah dari pada feminis

                                kemudian  mempopulerkan  idiom  politik  individu.  Meskipun  demikian,
                                melihat dari segi teologi, muslim liberal radikal sebagian besar mengikuti

                                teologi  pembebasan,  yang  memakai  paradigma  sosial-konflik  atau
                                Marxian  diadopsi  dengan  beberapa  modifikasi.  Pandangan  teologi

                                pembebasan  liberal  radikal  selalu  mengedepankan  perjuangan  terhadap
                                agama yang harus diarahkan untuk membebaskan perempuan dari segala

                                bentuk penindasan.

                                      Adapun  karakteristik  yang  dimiliki  muslim  liberal  radikal  dalam
                                menyikapi norma agama (Islam) adalah bahwa mereka secara umum tidak

                                terlalu memperhatikan norma-norma keagamaan. Bagi mereka persoalan-

                                persoalan ibadah diserahkan pada masing-masing individu, dan tidak perlu
                                dibicarakan  dalam  ranah  publik.  Adapun  tokoh  institusi  liberal  radikal

                                yakni  aksi  LSM  khususnya  para  feminis,  YJP,  Rahima  dan  solidaritas
                                perempuan, JIL dan Freedom Institute.






                                                              50
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59