Page 96 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 OKTOBER 2020
P. 96

"Di sini (UU Ciptaker) ada pasal yang menyebutkan apabila majikan tidak membayar pesangon
              sesuai  ketentuan  uu  ini  akan  dianggap  melakukan  tindakan  pidana  kejahatan  dan  ancaman
              hukumannya empat tahun penjara," ungkap Hotman dalam unggahan di Instagram pribadinya,
              @hotmanparisofficial, dikutip CNNIndonesia.com pada Kamis (15/10).

              Hotman  menerangkan  keberadaan  pasal  ini  membuat  pekerja  atau  buruh  bisa  melaporkan
              perusahaan  atau  pemberi  kerja  yang  tidak  membayar  pesangon  ke  pihak  Kepolisian.  Hal  ini
              membuat mereka tidak perlu repor menuntut pesangon ke pengadilan perburuhan.

              "Selama ini berbulan-bulan untuk menuntut uang pesangon melalui pengadilan perburuhan, tapi
              dengan satu laporan polisi kemungkinan uang pesangon akan dapat. Selamat bagi para buruh
              dan para pekerja," katanya.

              Hotman  mengatakan  keberadaan  aturan  itu  merupakan  salah  satu  kemajuan.  Sebab,
              perusahaan atau pemberi kerja tentu tidak akan mau menerima konsekuensi bila harus dipidana.

              "Pasti majikan kalau ada laporan ke polisi mengenai uang pesangon, bakal buru-buru membayar
              uang pesangon," tuturnya.

              Lantas seperti apa sebenarnya ketentuan pidana di UU Cipta Kerja yang disebut Hotman? Berikut
              ketentuannya.

              Dalam ketentuan Pasal 156 ayat 1 UU Omnibus Law Cipta Kerja diatur bila terjadi pemutusan
              hubungan kerja, pengusaha wajib membayar uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa
              kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima.

              Bila  kewajiban  itu  tidak  dilaksanakan,  pengusaha  atau  perusahaan  bisa  dikenakan  hukuman
              pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 4 tahun dan atau denda paling sedikit
              Rp100 juta dan paling banyak Rp400 juta.
              Ancaman sanksi tertuang di Pasal 185 ayat 1 di UU Ciptaker. Sanksi dijatuhkan karena tidak
              membayar pesangon masuk kategori tindak pidana.

              "Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2), Pasal 68,
              Pasal 69 ayat (2), Pasal 80, Pasal 82, Pasal 88A ayat (3), Pasal 88E ayat (2), Pasal 143, Pasal
              156 ayat (1), atau Pasal 160 ayat (4) dikenai sanksi pidana penjara paling singkat satu tahun
              dan paling lama empat tahun dan/atau denda paling sedikit Rp100 juta dan paling banyak Rp400
              juta," bunyi pasal tersebut.
              Bila merunut ke UU Ketenagakerjaan, tidak ada ketentuan sanksi pidana dan denda secara rinci.
              Begitu juga kategori tindakan tidak membayar pesangon sebagai tindak pidana kejahatan.

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan berbagai ketentuan sanksi di UU Cipta Kerja
              menunjukkan beleid yang ditentang buruh itu tidak ompong.

              "Sanksi tetap ada, kami adopsi dari uu lama, baik sanksi pidana maupun administratif. UU ini
              bergigi kuat, tidak ompong," kata Ida dalam keterangan resmi.

              (uli/agt).











                                                           95
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101