Page 95 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 OKTOBER 2020
P. 95
Judul Hotman Paris Buka 'Senjata' Buruh di UU Ciptaker
Nama Media cnnindonesia.com
Newstrend Omnibus Law
Halaman/URL https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20201015195927-532-
558969/hotman-paris-buka-senjata-buruh-di-uu-ciptaker
Jurnalis redaksi
Tanggal 2020-10-15 20:42:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 17.500.000
News Value Rp 52.500.000
Kategori Kementerian Ketenagakerjaan
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Narasumber
negative - Hotman Paris Hutapea (Pengacara) Di sini (UU Ciptaker) ada pasal yang menyebutkan
apabila majikan tidak membayar pesangon sesuai ketentuan uu ini akan dianggap melakukan
tindakan pidana kejahatan dan ancaman hukumannya empat tahun penjara
negative - Hotman Paris Hutapea (Pengacara) Selama ini berbulan-bulan untuk menuntut uang
pesangon melalui pengadilan perburuhan, tapi dengan satu laporan polisi kemungkinan uang
pesangon akan dapat. Selamat bagi para buruh dan para pekerja
negative - Hotman Paris Hutapea (Pengacara) Pasti majikan kalau ada laporan ke polisi mengenai
uang pesangon, bakal buru-buru membayar uang pesangon
negative - Ida Fauziyah (Menteri Ketenagakerjaan) Sanksi tetap ada, kami adopsi dari uu lama,
baik sanksi pidana maupun administratif. UU ini bergigi kuat, tidak ompong
Ringkasan
Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea membuka satu keuntungan UU Omnibus Law Cipta
Kerja bagi buruh. Keuntungan berkaitan dengan celah memidanakan perusahaan atau pemberi
kerja yang tidak membayarkan pesangon ke pekerja atau buruh. Hotman menerangkan
keberadaan pasal ini membuat pekerja atau buruh bisa melaporkan perusahaan atau pemberi
kerja yang tidak membayar pesangon ke pihak Kepolisian. Hal ini membuat mereka tidak perlu
repor menuntut pesangon ke pengadilan perburuhan.
HOTMAN PARIS BUKA 'SENJATA' BURUH DI UU CIPTAKER
Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea membuka satu keuntungan UU Omnibus Law Cipta
Kerja bagi buruh. Keuntungan berkaitan dengan celah memidanakan perusahaan atau pemberi
kerja yang tidak membayarkan pesangon ke pekerja atau buruh.
94