Page 423 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 423

55 tahun ke atas mengisi 29% porsi dalam pekerja paruh waktu dan kelompok umur 25-34 tahun
              mengisi 26% dari seluruh pekerja setengah penganggur.


              BAHLIL: UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA PERMUDAH ANAK MUDA JADI
              PENGUSAHA

              Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia berharap adanya Undang-
              Undang Cipta Kerja(UU CK) membuat lulusan perguruan tinggi tidak hanya memilih menjadi
              karyawan atau pekerja, namun bisa menjadi pengusaha untuk membantu pemerintah dalam
              menciptakan lapangan pekerjaan. Menurutnya, minimnya minat lulusan perguruan tinggi yang
              memilih menjadi pengusaha di antaranya pengurusan perizinan usaha yang berbelit-belit.

              "Undang-undang  ini  menjamin  adek-adek  setelah  lulus  kuliah  menjadi  pengusaha,  dengan
              kemudahan yang ada pada undang-undang ini. UMK (Usaha Mikro dan Kecil) hanya perlu NIB
              (Nomor Induk Berusaha). Semuanya elektronik lewat OSS (Online Single Submission), 3 jam
              beres," kata Bahlil dalam keterangan resminya, Jumat (16/10/2020).

              Pernyataan  bahlil  tersebut  disampaikan  dalam  Forum  Group  Discussion  (FGD)  yang
              diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia (PPI Dunia) secara daring Rabu
              malam  (14/10).Acara  yang  dihadiri  oleh  PPI  di 60  negara  seluruh  dunia  ini  bertujuan  untuk
              mendapatkan masukan secara akademis terkait isu RUU CK yang telah disahkan oleh Dewan
              Perwakilan Rakyat (DPR) pada tanggal 5 Oktober lalu.

              Dalam acara itu, Bahlil menjelaskan bahwa UU CK ini dilatarbelakangi kondisi objektif bangsa
              Indonesia. Tenaga kerja yang ada saat ini sekitar 7 juta, mulai dari Aceh sampai Papua yang
              sedang  mencari  lapangan  pekerjaan.  Sedangkan  angkatan  kerja  per  tahun  sekitar  2,9  juta.
              Belum  lagi  kondisi  pandemi  COVID-19  yang  memberikan  dampak  bagi  pekerja.  Data
              Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan 3,5 juta tenaga kerja terkena PHK, di sisi lain KADIN
              mencatat sekitar 5 juta orang yang terkena PHK. Dengan data demikian, maka total lapangan
              pekerjaan yang perlu disiapkan oleh pemerintah sekitar 15 juta.

              "Untuk memberikan solusi bagi 15 juta pencari pekerjaan ini, maka negara harus menciptakan
              lapangan pekerjaan. Namun tidak mungkin seluruhnya akan terserap lewat penerimaan PNS
              (Pegawai Negeri Sipil), BUMN (Badan Usaha Milik Negara), TNI maupun Polri. Oleh karena itu
              timbul satu konsep dasar bahwa untuk menciptakan lapangan pekerjaan tersebut harus melalui
              sektor swasta. Instrumen sektor swasta inilah yang dimaksud dengan investasi, karena investasi
              ini yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan," jelas Bahlil.

              Sementara itu Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi menyampaikan
              tentang tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain
              di ASEAN. Adanya UU CK diharapkan akan terus mendorong peningkatan produktivitas melalui
              berbagai pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan. Saat ini tercatat sekitar 56,6% pengangguran
              terbuka berumur 15 hingga 24 tahun. Sementara itu untuk pekerja tidak penuh, kelompok umur
              55 tahun ke atas mengisi 29% porsi dalam pekerja paruh waktu dan kelompok umur 25-34 tahun
              mengisi 26% dari seluruh pekerja setengah penganggur.

              "Produktivitas angkatan kerja di Indonesia termasuk rendah, kita masih di bawah Malaysia dan
              Laos, bahkan di bawah rata-rata negara ASEAN," ungkap Anwar Sanusi.







                                                           422
   418   419   420   421   422   423   424   425   426   427   428