Page 156 - Buku Handbook HC Policy V1,0-23122020
P. 156

Hubungan Industrial


        Ketentuan Umum (2 dari 2)



        Pernyataan Kebijakan (lanjutan):
        4.  Penyelesaian Keluhan Karyawan:
               1.  Apabila terjadi keluhan dari Karyawan atas masalah ketenagakerjaan yang menyangkut syarat-syarat kerja dan
                  ketentuan normatif yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. akan diselesaikan secara musyawarah
                  untuk mencapai mufakat;
               2.  Apabila penyelesaian sebagaimana dimaksud pada Point 1 belum terselesaikan maka penyampaiannya ditempuh
                  dengan cara sebagai berikut:
                      1.  Setiap keluhan Karyawan pertama-tama dimusyawarahkan dan disampaikan kepada atasan Karyawan;
                      2.  Atasan Karyawan wajib segera menangani, mencari penyelesaian dan menyampaikan hasilnya kepada
                          Karyawan yang bersangkutan;
                      3.  Bila penyelesaian dinilai masih belum memuaskan, maka dengan sepengetahuan Atasan Karyawan,
                          dapat melanjutkan keluhan ke Atasan dari Atasan Karyawan.
               3.  Perusahaan dapat meminta bantuan Serikat Pekerja, melalui LKS Bipartit, dalam mengupayakan penyelesaian
                  keluhan Karyawan;
               4.  Serikat Pekerja dapat menyampaikan keluhan Karyawan dan/atau dapat memprakarsai upaya penyelesaian
                  keluhan Karyawan melalui LKS Bipartit;
               5.  Perusahaan dan Karyawan atau Serikat Pekerja wajib mengpayakan agar keluhan Karyawa yang timbul tidak
                  menjadi perselisihan Hubungan Industrial atau menjadi Pemutusan Hubungan Kerja;
               6.  Dalam hal Karyawan mengajukan perselisihan hak, maka Perusahaan tidak dapat mengalihkannya ke arah
                  Pemutusan Hubungan Kerja.
        5.  Perselisihan Hubungan Industrial:
               1.  Perselisihan hubungan industrial diselesaikan melalui prinsip musyawarah untuk mencapai mufakat antara
                  Perusahaan dengan Karyawan atau antara Perusahaan dengan Serikat Pekerja;
               2.  Apabila perselisihan sebagaimana dimaksud dalam Point 1 tidak mencapai mufakat, maka diselesaikan
                  berdasarkan ketentuan UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
        6.  Mogok Kerja:
               1.  Pada hakekatnya mogok kerja adalah hak dasar Serikat Pekerja atau Karyawan;
               2.  Serikat Pekerja atau Karyawan senantiasa akan selalu berusaha untuk menghindari terjadinya mogok kerja;
               3.  Mogok kerja merupakan altematif terakhir apabila perundingan bipartit tidak mencapai kesepakatan atau
                  Perusahaan menolak untuk berunding;
               4.  Apabila Serikat Pekerja atau Karyawan akan melaksanakan mogok kerja maka berkewajiban untuk tetap
                  melindungi dan mengamankan aset Perusahaan, tidak melanggar hukum dan tidak mengganggu ketertiban
                  umum serta dilaksanakan dengan mematuhi peraturan perundang-undangan.

        Referensi:
        Perjanjian Kerja Bersama antara PT PEGADAIAN (Persero) dengan Serikat Pekerja.





























                                                      156
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161