Page 158 - Buku Handbook HC Policy V1,0-23122020
P. 158

Hubungan Industrial


        Pemeriksaan Pelanggaran (2 dari 6)



        Pernyataan Kebijakan (lanjutan):
        5.  Pengertian Akibat:
               1.  Yang dimaksud dengan akibat adalah suatu akibat yang dilarang berdasarkan kebijakan ini, yaitu meliputi:
                      1.  Timbulnya kerugian Perusahaan, secara materiil maupun imateriil;
                      2.  Tercemarnya nama baik/citra Perusahaan;
                      3.  Terhambatnya proses pekerjaan;
                      4.  Terhambatnya kegiatan operasional;
                      5.  Terhambatnya pelayanan kepada nasabah;
                      6.  Terhambatnya pelayanan kepada Karyawan dan/atau unit kerja lain;
                      7.  Terganggunya kepentingan nasabah dan/atau rekanan/mitra kerja;
                      8.  Terganggunya ketenangan kerja;
                      9.  Terganggunya hubungan kerja yang harmonis;
                      10. Terampasnya hak dari nasabah dan/atau rekanan/mitra kerja;
                      11. Tidak terlaksananya kewajiban yang seharusnya dilaksanakan;
                      12. Timbulnya suatu keadaan dimana Karyawan menguntungkan diri sendiri;
                      13. Timbulnya suatu keadaan dimana Perusahaan dan/atau Karyawan menjadi tidak melaksanakan
                          kewajibannya;
                      14. Timbulnya suatu keadaan dimana Perusahaan dan/atau Karyawan menjadi kehilangan haknya;
                      15. Timbulnya suatu keadaan dimana Karyawan lain menjadi melanggar ketentuan yang berlaku di
                          Perusahaan; dan/atau
                      16. Timbulnya suatu keadaan dimana Perusahaan dan/atau Karyawan menjadi melanggar peraturan
                          perundang-undangan.
        6.  Jenis Pemeriksaan Pelanggaran:
               1.  Setiap terjadi pelanggaran wajib dilakukan proses pemeriksaan oleh pejabat yang berwenang, yaitu Satuan
                  Pengawasan Intern, selanjutnya disebut SPl, atau tim yang secara khusus ditunjuk oleh Direksi;
               2.  Jenis pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Point 1 terdiri dari Pemeriksaan Rutin dan Pemeriksaan
                  Pelanggaran;
               3.  SPI mempunyai kewenangan melakukan Pemeriksaan atas pelanggaran yang terjadi di seluruh Lingkungan
                  Perusahaan setelah mendapat surat tugas dari Direksi atau Pejabat yang berwenang;
               4.  Pemeriksaan SPI dilakukan oleh sebuah tim berdasarkan norma-norma pemeriksaan yang berlaku, termasuk
                  norma-norma pemeriksaan yang diatur dalam kebijakan ini;
               5.  Atasan Langsung berwenang melakukan pemeriksaan atas pelanggaran yang terjadi di unit kerja yang menjadi
                  tanggung jawabnya, yaitu dalam hal keadaan yang sangat periu dan mendesak atau dalam hal tertangkap tangan
                  yang mengharuskan Atasan Langsung melakukan Pemeriksaan dan tidak memungkinkan untuk terlebih dahulu
                  menunggu SPI melakukan Pemeriksaan;
               6.  Pelanggaran yang dilakukan oleh Karyawan dengan golongan jabatan/grade 1 (satu) tingkat dan 2 (dua) tingkat di
                  bawah Direksi, pemeriksaannya dilakukan oleh Tim Khusus yang ditunjuk oleh Direksi yang diketuai oleh salah
                  satu Anggota Direksi.
        7.  Diketahuinya Suatu Dugaan Pelanggaran:
               1.  Berdasarkan Pemeriksaan Rutin;
               2.  Berdasarkan Laporan; dan/atau
               3.  Tertangkap Tangan
        8.  Pemeriksaan Pada Tingkat SPI atau oleh Tim Khusus:
               1.  Barang Bukti:
                      1.  Barang Bukti adalah objek material berupa benda berwujud yang mengandung data dan/atau informasi
                          sebagai penunjang Alat Bukti, bahan identifikasi guna mendukung kekuatan Alat Bukti, sebagai bahan
                          atau dasar dalam menentukan jenis Alat Bukti, dan/atau guna memperkuat keyakinan atas suatu Alat
                          Bukti;
                      2.  Jika barang yang diperiksa dinyatakan layak untuk dijadikan Barang Bukti, maka dilakukan pengamanan
                          Barang Bukti yang kemudian diuraikan secara lengkap dan dituangkan dalam suatu Berita Acara
                          Pengumpulan dan Pengamanan Barang Bukti, selanjutnya disebut BAPP Barang Bukti;
                      3.  BAPP Barang Bukti dibuat setelah SPI melakukan tindakan pencarian Barang Bukti dan ternyata
                          ditemukan Barang Bukti guna kepentingan Pemeriksaan.






                                                      158
   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163