Page 171 - Buku Handbook HC Policy V1,0-23122020
P. 171
Pengalihan Pekerjaan
Ketentuan Umum (2 dari 5)
Pernyataan Kebijakan (lanjutan):
4. Pola Alih Daya:
1. Alih Daya Tenaga Kerja: Mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi Nomor 19 Tahun 2012
Tentang Syarat-Syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekeijaan Kepada Perusahaan Lain, maka Pekerjaan
Penunjang yang dapat dialihdayakan kepada Perusahaan Alih Daya dengan menggunakan pola Alih Daya Tenaga
Kerja, adalah kegiatan penunjang berupa:
1. Usaha pelayanan kebersihan (cleaning service);
2. Usaha penyediaan makanan bagi pekerja/buruh (catering);
3. Usaha tenaga pengamanan (security/satuan pengamanan);
4. Usaha penyediaan angkutan bagi pekeija/buruh (pengemudi);
5. Usaha jasa penunjang di pertambangan dan perminyakan.
2. Alih Daya Pemborongan Pekerjaan/Business Process Outsource (BPO): Kegiatan Penunjang di Perusahaan dapat
dialihdayakan kepada Perusahaan Penerima Pemborongan Pekerjaan sepanjang memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Dilakukan secara terpisah dari Kegiatan Pokok baik manajemen maupun kegiatan pelaksanaan
pekerjaan:
1. Maksud manajemen terpisah antara Perusahaan dengan Perusahaan Penerima Pemborongan,
bukan merupakan satu kesatuan dan merupakan badan hukum yang berbeda;
2. Kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang terpisah, maksudnya adalah bukan lokasinya yang
terpisah tetapi pelaksanaan pekerjaannya yang terpisah. Hal ini disebabkan ada beberapa
jenis pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan di luar lokasi Perusahaan.
2. Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari Perusahaan:
1. Maksudnya adalah untuk memberi penjelasan tentang cara melaksanakan pekerjaan agar
sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Perusahaan;
2. Adanya perintah langsung dari Perusahaan bukan berarti status hubungan kerja Personil
beralih kepada Perusahaan.
3. Merupakan kegiatan penunjang Perusahaan secara keseluruhan, artinya kegiatan tersebut merupakan
kegiatan yang mendukung dan memperlancar pelaksanaan kegiatan utama Perusahaan sesuai dengan
alur proses pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan oleh asosiasi sektor usaha yang berwenang atau
oleh lembaga pembina sektor usaha pergadaian sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
4. Tidak menghambat proses produksi secara langsung, artinya kegiatan tersebut merupakan kegiatan
tambahan yang apabila tidak dilakukan oleh Perusahaan pemberi pekerjaan, proses pelaksanaan
pekerjaan tetap berjalan sebagaimana mestinya.
171