Page 162 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 162

Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan


            nasi  yang  berlebih,  serta  mentega  cair  dan  krim  dapat  disantap
            seberapa banyak pun.

                 Di  masa  Buddha,  Raja  Prasenajit   mengundang  Buddha
                                                     34
            dan  semua  Sangha  untuk  menghadiri  resepsi  di  mana  minuman,
            makanan,  minyak  samin,  krim,  dan  sebagainya  begitu  berlimpah
            sehingga  berhamburan  di  lantai.  Ada  beberapa  catatan  mengenai
            ini dalam teks Vinaya. Ketika pertama kali saya tiba di Tamralipti, di
            India  Timur,  saya  bermaksud  mengundang  sekelompok  kecil  biksu
            di  suatu  hari  Uposatha.  Tetapi  orang-orang  memperingatkan  saya,
            berkata: ‘Boleh saja semata-mata menyiapkan makanan secukupnya
            untuk  para  tamu,  tetapi  menurut  tradisi  sejak  dulu,  adalah  perlu
            untuk menyediakan makanan yang berlimpah. Dikhawatirkan orang-
            orang akan tertawa bila makanan yang disediakan hanya cukup untuk
            mengisi perut. Kami dengar bahwa Anda datang dari negeri yang besar
            di mana setiap tempat sangat kaya dan makmur. Bila Anda tidak bisa
            menyiapkan makanan yang berlimpah, lebih baik lupakan saja.’ Oleh
            karena itu, saya ikuti kebiasaan mereka, di mana bukan sama sekali
            tidak masuk akal. Karena jika motivasi dalam memberikan makanan
            adalah  kemurahan  hati  maka  potensi  positif  yang  dihasilkan  dari
            tindakan bajik ini akan sama berlimpahnya. Setelah makanan utama,
            mereka yang kurang mampu biasanya mempersembahkan makanan
            penutup  semampu  mereka.  Selesai  bersantap,  mulut  dibersihkan
            dengan sedikit air yang juga harus diminum. Sejumlah air dituangkan
            ke baskom untuk membersihkan tangan kanan, dan setelah itu dia
            dapat meninggalkan meja, dan dia seyogianya membawa segenggam
            makanan  dengan  tangan  kanan  dan  membawanya  keluar  untuk
            diberikan  kepada  makhluk  lain.  Ini  diperkenankan  oleh  Buddha,
            baik apakah makanan tersebut dipersembahkan untuk Buddha atau
            Sangha.  Tetapi  mempersembahkan  makanan  sebelum  bersantap
            tidak  disebut  dalam  Vinaya.  Berikutnya,  senampan  makanan
            dipersembahkan untuk makhluk yang telah meninggal dan para preta
            yang layak menerimanya. Asal dari kebiasaan ini bisa ditelusuri hingga


            34  Atau Raja Pasenadi dari Kosala.


                                            148
   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167