Page 273 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 273

Bab XXV — Sikap Antara Guru dan Murid


            jagal daripada seorang biksu yang memberi upasampada kepada orang
            lain tapi tak pernah mengajarkan mereka.’ 180

                 Berikut  ini  adalah  cara  seorang  murid  melayani  gurunya  di
            India. Dia pergi menemui gurunya pada periode pertama dan periode
            terakhir  di  malam  hari.  Pertama-tama,  guru  mempersilakannya
            duduk  dengan  nyaman.  (Dengan  mengutip  beberapa  bagian)  dari
            Tripitaka, guru memberikan ajaran yang sesuai dengan keadaan, dan
            tidak memberikan ajaran atau teori apa pun tanpa penjelasan. Guru
            mengamati  perilaku  muridnya,  dan  memperingatkan  murid  jika
            ada kecacatan sila atau pelanggaran. Kapan pun beliau menemukan
            pelanggaran,  guru  membuat  murid  mengakui  dan  menyesali
            tindakan tersebut. Murid memijat tubuh gurunya, melipat bajunya,
            atau terkadang menyapu tempat tinggal dan pekarangan. Kemudian
            setelah memeriksa air apakah ada serangga di dalamnya, (jika tidak
            ada) dia mempersembahkannya kepada guru.  Demikianlah jika ada
                                                       181
            sesuatu yang perlu dilakukan, dia melakukannya demi kepentingan
            gurunya.  Itulah  cara  seseorang  memberikan  penghormatan  pada
            gurunya.  Di  sisi  lain,  jika  seorang  murid  sakit,  gurunya  sendiri
            yang merawatnya, menyediakan semua obat yang dibutuhkan, dan
            memberikan perhatian seolah-olah dia adalah anaknya.


                 Dalam  prinsip-prinsip  mendasar  Buddhadharma,  ajaran  dan
            petunjuk  dianggap  sebagai  hal  yang  terpenting  dan  terutama,
            seperti halnya Raja Cakravartin sangat berhati-hati melindungi dan
            180  Dalam Mulasarvastivadanikaya-vinaya-sangraha, Buku XIII (Katalog Nanjio
            No. 1127). Hal ini diungkapkan di tempat lain, sebagaimana dikutip oleh Jiun
            Kasyapa: ‘Tukang jagal seperti Candala membunuh banyak makhluk hidup
            tapi  tidak  memusnahkan  Dharma  Bajik  Tathagata,  dan  oleh  karena  itu,
            dia mungkin tidak terjatuh ke tiga alam rendah, yaitu alam neraka, alam
            hewan,  dan  alam  preta;  sedangkan  dia  yang  menahbiskan  orang  lain  dan
            menjadi seorang guru, tapi tidak mengajarkan mereka dengan semestinya,
            akan menyebabkan musnahnya Dharma Bajik, dan oleh karena itu, dia pasti
            terlahir di alam neraka.’ Kutipan ini terdapat dalam Sutra Bhadrasila, Buku IV
            (Katalog Nanjio No. 1085).
            181  Bandingkan dengan Mahavagga I.


                                            259
   268   269   270   271   272   273   274   275   276   277   278