Page 280 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 280

Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan


                 Demikianlah  tata  cara  menyambut  tamu,  apakah  dia  seorang
            guru,  pengikut,  murid,  orang  yang  tak  dikenal,  atau  teman.  Tidak
            tepat tergesa-gesa melakukan penghormatan (henan) begitu tiba di
            rumah seseorang, tanpa memperhatikan jubah atau topinya sendiri
            yang digunakan untuk melindungi diri dari cuaca dingin atau panas,
            dengan tangan dan kaki kebas atau keringat bercucuran di seluruh
            tubuh. Cara yang tergesa-gesa sangat tidak sesuai dengan aturan.


                 Adalah  keliru  bila  guru  membiarkan  murid  berdiri,  bukannya
            duduk,  di  salah  satu  sisi  sambil  membicarakan  hal-hal  lain  yang
            bukan  Dharma.  Apakah  orang-orang  seperti  itu  bisa  merasakan
            keterdesakan untuk menyebarkan Dharma?


                 Henan  dalam  bahasa  Sanskerta  adalah  ‘panti’  (vande,  ‘saya
            bersujud’)  atau  vandana,  yang  artinya  ‘penghormatan.’  Karena
            orang-orang  tidak  berhasil  mentranskripsi  bunyi  aslinya,  mereka
            menyebutnya  henan  (bahasa  Jepang:  wa-nan  atau  wa-dan),  dan
            karena mereka tidak bisa mengubah bunyi yang sudah terbiasa, kata
            henan masih digunakan. Tapi jika kita menelusuri bunyi aslinya, itu
            seharusnya panti (vande).


                 Tetapi jika di jalan atau di keramaian, memberi penghormatan
            sebagaimana  di  atas  adalah  tidak  tepat.  Namun  seseorang  dapat
            merangkapkan tangannya dan mengucapkan ‘panti’ (‘vande’) sambil
            menundukkan kepala. Oleh sebab itu, dikatakan dalam suatu sutra:
            ‘Atau seseorang hanya merangkapkan tangan … dan menundukkan
            kepalanya sedikit.’ Ini juga merupakan cara memberi hormat. Orang-
            orang dari Selatan  selalu menyapa orang yang dijumpainya, dengan
                             189
            demikian secara tidak sadar mereka mengikuti tata cara yang tepat.
            Seandainya mereka mengubah sapaannya dengan kata ‘vande’ (‘Saya,
            dengan  hormat  ...’),  tindakannya  akan  sepenuhnya  sesuai  dengan
            aturan dalam Vinaya.

            189  Menurut pengulas Jiun Kasyapa, orang-orang dari Selatan adalah guru-
            guru Vinaya di Jiangnan (sebelah selatan Sungai Yangtze), yang mengikuti
            Vinaya Dasadhyaya.


                                            266
   275   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285