Page 285 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 285
Bab XXVII — Gejala-Gejala Penyakit Fisik
Mereka yang mempelajari sutra dan sastra (ulasan) akan
bersedih, hanya bisa memandang Tripitaka, tidak dapat melanjutkan
pembelajaran berikutnya; mereka yang telah mempraktikkan
Shamatha (dhyana) hanya bisa menghela napas panjang, memikirkan
delapan tahap meditasi (yakni empat dhyana dan empat Arupadhatu).
Mereka yang berusaha mendalami ‘Maha Ajaran Klasik’ (Ming Jing)
terpaksa harus memotong tali menuju Gerbang Kuda Emas, dan
197
mereka yang berkompetisi untuk menjadi ‘Cendekiawan Hebat’
(Jinshi) akhirnya harus berhenti menuju Shi qushu. Bukankah
198
menyedihkan jika penyakit menghalangi tugas dan pekerjaan
seseorang? Bukan hal yang sepele jika seseorang kehilangan kejayaan
dan kesukaannya, oleh sebab itu, hal-hal di atas saya jelaskan dan
saya berharap pembaca tidak keberatan karena pengulangan yang
panjang. Saya harap penyakit yang ada bisa disembuhkan tanpa obat
berlebihan, dan penyakit baru dapat dicegah, sehingga kita tidak
membutuhkan tabib. Dengan demikian, tubuh akan sehat (secara
harfiah: empat elemen) dan bebas dari penyakit. Bukankah seseorang
dapat bermanfaat bagi orang lain maupun dirinya sendiri dengan
mempelajari ilmu pengobatan?
Meskipun tertelan racun, mengalami kematian dan kelahiran
adalah berkaitan dengan tindakan seseorang sebelumnya (yaitu
karma), tetapi tidak berarti seseorang tak perlu berupaya menghindari
penyakit pada kehidupan saat ini.
197 Bahasa Tionghoa: Jinma men, artinya istana untuk para cendekiawan
(Hanlin). Disebut Jinma men karena ada sebuah patung kuda dari perunggu
yang diletakkan di sana oleh Kaisar Wu Di dari Dinasti Han.
198 Yakni: pustaka dan kantor kerajaan. Dikatakan tempat ini dibangun
oleh Xiao He, menteri dari pendiri Dinasti Han, untuk menyimpan buku-
buku dari Dinasti Qin.
271