Page 287 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 287

Bab XXVIII — Aturan Dalam Memberi Obat


                 Di Tiongkok, keempat penyakit tersebut masing-masing disebut:
            1) badan terasa berat, 2) penyakit yang berhubungan dengan lendir,
            3) demam kuning, 4) napas yang kasar atau meningkatnya elemen
            udara  (pusing,  asma,  atau  flu).  Apabila  kita  membahas  penyakit
            menurut kebiasaan umum, itu hanya dibagi tiga jenis (bukan empat),
            yaitu penyakit yang disebabkan elemen udara (vata), demam (pitta),
            dan lendir (kapha); di mana poin yang pertama (badan terasa berat)
            –  mirip  dengan  penyakit  dikarenakan  lendir  sehingga  penyakit
            dikarenakan elemen tanah tidak dikelompokkan secara terpisah dari
            penyakit dikarenakan elemen air. Untuk menemukan penyebab sakit,
            seseorang seharusnya memeriksa diri di pagi hari. Saat memeriksa,
            jika dia merasa ada gangguan dari keempat elemen, pertama-tama
            yang harus dilakukan adalah berpantang makan. Bahkan saat sangat
            kehausan pun dia hendaknya tidak minum sirup atau air karena ini
            adalah larangan paling ketat dalam ilmu pengobatan. Berpantang bisa
            berlanjut, kadang-kadang selama satu atau dua hari, terkadang empat

            adalah  ‘penyakit  pembengkakan  perut’  atau  ‘pembesaran  limpa  kronis.’
            Meskipun kata ‘julu’ cukup representatif, secara fonetik mungkin lebih dekat
            ke kata ‘guru’ atau kata asalnya. Oleh karena itu, kita harus mengecek ke
            sumber Sanskerta atau Pali.

            Mengenai poin 2, 3, 4; tidaklah sulit untuk menyembuhkannya karena itu
            adalah ‘tri-dosha’ yakni gangguan dari tiga cairan tubuh: lendir/dahak (kapha
            atau sleshman), empedu (pitta), dan angin (vata). Tampaknya Buddhaghosa
            mengartikan ketiga (atau keempat) ‘dosha’ ini dengan ‘Semhadi-dos-ussanna-
            kaya’ pada penjelasan beliau tentang kata ‘Abhisannakaya’ (Cullavagga V), di
            mana ‘semha’ tentunya merepresentasikan ‘sleshman.’ Vata artinya ‘penyakit
            yang disebabkan oleh angin,’ misalnya ‘udaravatabadha,’ yaitu penyakit yang
            disebabkan angin dalam perut (Mahavagga VI). Poin-poin di atas sangat sesuai
            dengan pandangan murid dari Susruta Dhanvantari (mungkin dialah orang
            yang Yi Jing rujuk sebagai teladan dari delapan cabang Ayurveda). Dalam
            karyanya tentang pengobatan, Susruta mengatakan: Sariras tv annapanamula
            vatapittakaphasonitasannipatavaishamyanimittah,  artinya  ‘penyakit  badan
            yang diakibatkan oleh (ketidakteraturan) makan dan minum, di mana sebab
            sebenarnya  adalah  kekacauan  cairan-cairan  dalam  tubuh,  yaitu  udara,
            empedu, lendir, darah, atau kombinasi semuanya.’

            Di sini ‘sonita-sannipata’ mungkin adalah ‘julu’ menurut Yi Jing; keduanya tampak
            mengacu pada penyakit yang sama, walaupun istilahnya berbeda.


                                            273
   282   283   284   285   286   287   288   289   290   291   292