Page 288 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 288

Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan


            atau  lima  hari,  hingga  penyakit  agak  sembuh.  Dengan  demikian,
            penyakit  pasti  sembuh.  Jika  seseorang  merasa  ada  makanan  yang
            tertinggal di dalam perut, dia harus menekan atau mengusap perut
            di bagian pusar, minum air panas (hangat) sebanyak mungkin, dan
            memasukkan  jari  tangan  ke  dalam  kerongkongan  sampai  muntah.
            Dia hendaknya melakukan ini hingga sisa makanan habis.


                 Tidak  membahayakan  jika  seseorang  minum  air  dingin,
            sementara  air  panas  yang  dicampur  dengan  jahe  kering  juga  baik
            sekali. Sepanjang hari, paling tidak selama pengobatan berlangsung,
            pasien  harus  berpantang  makan,  dan  santapan  pertama  kali
            adalah  di  pagi  hari  berikutnya.  Jika  ini  sulit,  alternatif  lain  harus
            dipertimbangkan  sesuai  keadaan.  Dalam  hal  demam  hebat,  tidak
            diperkenankan menurunkan panas dengan menggunakan air. Dalam
            hal ‘badan terasa berat’ (1) dan ‘menggigil kedinginan,’ pengobatan
            terbaik adalah berada di dekat api. Namun di tempat-tempat  yang
            panas  dan  lembab  yang  membentang  di  selatan  Sungai  Yangtze
            dan  Jajaran  Plum,  aturan  di  atas  hendaknya  tidak  diterapkan;  dan
            saat demam muncul di daerah ini, pengobatan yang manjur adalah
            menurunkan  panas  dengan  air.  Ketika  menderita  karena  ‘fengji,’
                                                                            201
            pengobatan  terbaik  adalah  mengolesi  bagian  yang  luka  atau  yang
            sakit  dengan  minyak,  dan  menghangatkannya  dengan  sprei  yang
            hangat. Juga baik jika diolesi dengan minyak hangat. Kadang-kadang
            selama  10  hari  lendir  memenuhi  tenggorokan,  cairan  tak  henti-
            hentinya keluar dari mulut dan hidung, dan napas yang terakumulasi
            menutupi  saluran  udara  sehingga  menyebabkan  nyeri  akut  pada
            tenggorokan,  seperti  kesulitan  berbicara  dikarenakan  kehilangan
            suara dan semua makanan pun terasa hambar.


                 Berpuasa  adalah  pengobatan  yang  efektif,  tanpa  harus
            mensterilisasi  kepala  atau  menggosok  tenggorokan.  Hal  ini  sesuai

            201  Fengji,  secara  harfiah:  ‘tekanan  angin,’  artinya  tidak  begitu  jelas.
            Pengulas menduga ini adalah penyakit tetanus. Saya pikir yang dimaksud
            adalah ‘vata-abadha,’ yakni reumatik (Lihat A Dictionary of the Pali Language
            oleh Childers).


                                            274
   283   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293