Page 281 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 281

BAB XXVII
                         GEJALA-GEJALA PENYAKIT FISIK









            SEPERTI  yang  saya  sebutkan  sebelumnya  (dalam  Bab  XXV),
            hendaknya  seseorang  makan  secukupnya  sesuai  kebutuhan  (atau
            ‘mempertimbangkan berat badannya’), yaitu sesuai dengan kondisi
            empat elemen utama tubuh.  Jika nafsu makannya normal, dia boleh
                                       190
            makan  seperti  biasa.  Jika  sakit,  harus  diselidiki  penyebabnya;  dan
            jika penyebab sakit telah ditemukan, dia harus beristirahat. Ketika
            kesehatannya sudah pulih, dia akan merasa lapar, dan yang harus dia
            santap pertama-tama adalah makanan ringan. Waktu fajar biasanya
            disebut ‘waktu dahak,’ saat cairan makanan di malam hari masih ada
            di sekitar dada dan belum hilang. Makanan apa pun yang disantap
            pada waktu ini tidaklah mendukung.

                 Sebagai  contoh,  jika  seseorang  menambah  bahan  bakar  saat
            api  sudah  berkobar,  maka  tambahan  bahan  bakar  adalah  sia-sia,
            sebaliknya jika seseorang meletakkan rumput di atas api yang belum
            menyala, rumput tidak terbakar dan bahkan api pun tidak menyala.


                 Makanan  ringan  diperkenankan  oleh  Buddha  selain  makanan
            utama;  apakah  itu  air  tajin  maupun  nasi.  Makanan  hendaknya
            dikonsumsi sesuai kebutuhan seseorang.


                 Jika  seseorang  dapat  bertahan  hidup  hanya  dengan  air  tajin
            sambil  menjalankan  Dharma,  maka  dia  tak  perlu  menyantap
            makanan lain. Tetapi jika dia membutuhkan nasi untuk menyokong
            tubuhnya, dia dapat menyantapnya tanpa melanggar. Yang disebut
            penyakit  bukan  hanya  sakit  kepala  atau  saat  terbaring  di  ranjang,
            tapi  juga  ketidaknyamanan  tubuh  karena  makanan.  Jika  penyakit

            190  Yaitu tanah, air, api, dan udara (mahabhuta).


                                            267
   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286